Ilmuwan Temukan Bakteri yang Dapat Mencerna Plastik, Bagaimana Langkah Kerjanya

Ilmuwan Temukan Bakteri yang Dapat Mencerna Plastik, Bagaimana Cara Kerjanya?
Bakteri yang mengurai sampah plastik(Dok. Cyber Research)

SEBUAH penelitian terbaru menemukan bakteri yang dapat mengurai plastik untuk dijadikan makanan. Penemuan ini membuka kemungkinan untuk mengembangkan solusi rekayasa berbasis bakteri guna membantu membersihkan sampah plastik yang sulit dihilangkan.

Para peneliti telah lama mengamati bahwa keluarga umum bakteri lingkungan, Comamonadacae, tumbuh pada plastik yang berserakan di sungai-sungai perkotaan dan sistem pembuangan air limbah. 

Comamonadacae adalah jenis bakteri yang sering ditemukan tumbuh pada plastik di air.

Baca juga : Dunia Semakin Darurat Sampah Plastik

Dilansir dari Science Daily, penelitian yang dipimpin oleh Universitas Northwestern itu berhasil menemukan bagaimana sel bakteri memecah plastik menjadi makanan.

Pertama, mereka mengunyah plastik menjadi potongan-potongan kecil, yang disebut nanoplastik. Kemudian, mereka mengeluarkan enzim khusus yang mengurai plastik lebih lanjut.

Terakhir, bakteri menggunakan cincin atom karbon dari plastik sebagai sumber makanan. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology pada Kamis (3/10).

Baca juga : 5 Fakta Hari Acuh Sampah Nasional 2024, Tema dan Jadwal Kegiatan

Cek Artikel:  Dua Bulan Kagak Hujan, 38 Daerah di Tujuh Provinsi Alami Kekeringan Ekstrem

“Kami telah menunjukkan secara sistematis, untuk pertama kalinya, bahwa bakteri air limbah dapat mengambil bahan plastik awal, merusaknya, mengurai, dan menggunakannya sebagai sumber karbon,” ungkap Ludmilla Aristilde dari Northwestern, yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Science Daily.

Ia menambahkan, penemuan ini dapat berguna untuk dikembangkan dalam proses mengurangi sampah plastik.

“Sungguh menakjubkan bahwa bakteri ini dapat melakukan seluruh proses itu, dan kami mengidentifikasi enzim utama yang bertanggung jawab untuk memecah bahan plastik. Ini dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk membantu menyingkirkan plastik di lingkungan,” tambahnya.

Baca juga : Polusi Udara Dipastikan Tingkatkan Risiko Radang Paru

Studi baru ini dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya dari tim Aristilde, yang mengungkap mekanisme yang memungkinkan Comamonas testosteri memetabolisme karbon sederhana yang dihasilkan dari tanaman dan plastik yang terurai.

Dalam penelitian baru ini, Aristilde dan timnya kembali meneliti C. testosteroni, yang tumbuh pada polietilena tereftalat (PET), sejenis plastik yang umum digunakan dalam kemasan makanan dan botol minuman. Karena tidak mudah terurai, PET merupakan penyumbang utama polusi plastik.

Cek Artikel:  5 Baju Eksist Jawa Timur untuk Lelaki dan Perempuan, Berikut Kepribadianistik-cirinya

Demi lebih memahami bagaimana C. testosteroni berinteraksi dengan dan memakan plastik, Aristilde dan timnya menggunakan beberapa pendekatan teoritis dan eksperimental.

Baca juga : Masalah Sampah Plastik Asal Mulakan Kerugian Hingga Rp300 Triliun per Pahamn

Pertama, mereka mengambil bakteri yang diisolasi dari air limbah dan menumbuhkannya pada film dan pelet PET. Kemudian, mereka menggunakan mikroskopi canggih untuk mengamati bagaimana permukaan bahan plastik berubah seiring waktu. Selanjutnya, mereka memeriksa air di sekitar bakteri, mencari bukti plastik terurai menjadi potongan-potongan berukuran nano yang lebih kecil. Akhirnya, para peneliti melihat ke dalam bakteri untuk menentukan alat yang digunakan bakteri untuk membantu mendegradasi PET.

“Kami menemukan bahwa bakteri air limbah memiliki kemampuan bawaan untuk mendegradasi plastik hingga ke monomer, blok penyusun kecil yang bergabung untuk membentuk polimer. Unit-unit kecil ini merupakan sumber karbon yang dapat dimanfaatkan secara hayati yang dapat digunakan bakteri untuk pertumbuhan,” tulis peneliti dalam jurnal yang dikutip dari Science Daily.

Cek Artikel:  Daftar 7 Negara yang Mengkonfirmasi Kasus Cacar Monyet atau Mpox

Setelah mengonfirmasi bahwa C. testosteroni memang dapat mengurai plastik, Aristilde selanjutnya ingin mempelajari caranya.

Melalui teknik omik yang dapat mengukur semua enzim di dalam sel, timnya menemukan satu enzim spesifik yang diekspresikan bakteri saat terpapar plastik PET.

Plastik berubah dalam air

Meskipun Aristilde membayangkan penemuan ini berpotensi dapat dimanfaatkan untuk solusi lingkungan, ia juga mengatakan pengetahuan baru ini dapat membantu orang lebih memahami bagaimana plastik berevolusi dalam air limbah.

“Kebanyakan orang mengira nanoplastik masuk ke pabrik pengolahan air limbah sebagai nanoplastik. Tetapi, kami menunjukkan bahwa nanoplastik dapat terbentuk selama pengolahan air limbah melalui aktivitas mikroba. Itulah yang perlu kita perhatikan saat masyarakat kita mencoba memahami perilaku plastik sepanjang perjalanannya dari air limbah hingga ke sungai dan danau penerima.”

Penemuan ini membuka kemungkinan baru untuk mengembangkan solusi rekayasa berbasis bakteri untuk membantu membersihkan sampah plastik yang sulit dihilangkan, yang mencemari air minum dan membahayakan satwa liar. (Z-10)

Mungkin Anda Menyukai