Terkejut dan tersenyum. Begitu reaksi Sekjen DPR RI Indra Iskandar ketika menerima laporan terbaru tentang peminat program Magang di Rumah Rakyat yang menembus rekor baru 59.085 pendaftar berarti naik hampir 100% dibanding periode sebelumnya 32.846 orang sehingga menjadikan DPR rumah favorit rakyat.
Info lain datang dari panitia Parlemen Remaja yang juga mencatat peningkatan jumlah peminat total 12.883 orang, naik pesat dibanding tahun 2023 sebanyak 9.996 pendaftar. Ajang kreatif berlatih menjadi anggota parlemen khusus bagi siswa SMA ini diminati peserta yang tersebar di 514 kabupaten/kota di Indonesia dari 7.670 sekolah menengah baik SMA maupun SMK.
“Saya rasa peningkatan jumlah peminat program Magang di Rumah Rakyat dan Parlemen Remaja menunjukkan DPR sudah menjadi rumah favorit rakyat. Saya rasa positif ya seiring dengan meningkatnya tingkat kepercayaan publik terhadap DPR sesuai hasil survey terbaru yang dilakukan salah satu media terpercaya beberapa waktu lalu,” kata Indra Iskandar saat dihubungi disela-sela persiapan acara Pidato Kenegaraan Presiden RI di DPR, Senayan Jakarta, Kamis, (15/8).
Baca juga : Magang di Rumah Rakyat kembali Digelar, Dapat Dapat Soft Skill Hingga Ilmu Spesial Ke-DPR-an
Sementara itu Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Harimau Effendi mengatakan antusiasme ini menunjukkan bahwa para mahasiswa dan juga siswa telah menyadari manfaat dari program ini. Menurutnya program Magang di Rumah Rakyat dan Parlemen Remaja juga sangat baik sebagai pembuka mata masyarakat kepada DPR RI yang selama ini melihat dari sisi luar saja.
“Ini semua berawal dari adanya Merdeka Belajar dengan konsep magang dan ini diselenggarakan di berbagai kementerian atau lembaga untuk mahasiswa dan siswa menemukan suasana kerja sehingga dia bisa siap untuk terjun ke dunia kerja,” ungkapnya.
Ia menjelaskan konsep dasar utama dari magang adalah bagaimana segenap mahasiswa belajar masuk di dalam dunia nyata, khususnya dalam hal ini dunia kerja. Para peserta magang diharapkan menimba ilmu semaksimal mungkin dalam meningkatkan soft skill di antaranya kerja tim, komunikasi, respek, inisiatif, kolaborasi dan akses.
Baca juga : DPR Bakal Kasih Apresiasi Jokowi di Pidato terakhir Sidang Pahamnan
“Bekerja sama lebih penting daripada bekerja sendiri, bagaimana kemampuan berkomunikasi, karena tanpa berkomunikasi tentu kita akan sulit bekerja. Bagaimana belajar respek menghargai teman mitra kerja termasuk atasan atau termasuk yang dibawah kita, bagaimana menghargai office boy. Hal-hal seperti ini tidak ditemukan di kampus. Di dalam dunia kerja kita akan melihat bagaimana komunikasi adalah salah satu faktor yang penting,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Rabu (14/8).
Tak hanya itu, dia menuturkan kolaborasi juga menjadi hal yang diharapkan tertanam bagi mahasiswa, utamanya dalam memecahkan sebuah permasalahan. Hal yang paling penting juga adalah akses. Menurutnya, prestasi akademik bukanlah satu-satunya faktor utama yang membuat seseorang bisa diterima di dunia kerja, akan tetapi lebih dari itu adalah akses.
“Alhamdulilah DPR adalah salah satu lembaga tinggi negara yang memiliki akses yang luar biasa besar kemana-mana baik kepada pemerintahan, kepada lembaga-lembaga, kepada industri ataupun yang lain. Maka manfaatkan akses ini dengan baik, sehingga begitu anda selesai nanti skripsi dan mendapatkan gelar, anda sudah punya rekam jejak berkomunikasi dengan berbagai lembaga dan berbagai individu-individu. Nah akses menjadi penting. Manfaatkan akses yang ada ini sehingga dapat membuka diri lebih luas lagi,” ucap Dede Yusuf.
Baca juga : Megawati Bakal Hadir Sidang Pahamnan, SBY Absen
Perlu diketahui, Magang di Rumah Rakyat yang merupakan kerja sama dengan Kemendikbud Ristek memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk mengenal lebih dekat salah satu lembaga negara, yaitu DPR RI dan lembaga yang mendukung kinerja DPR RI yaitu Sekretariat Jenderal DPR RI. Peserta magang akan belajar business process pelaksanaan ketiga fungsi DPR RI melalui keterlibatan pada rangkaian proses tersebut secara langsung didampingi para mentor berkualitas.
Asanya pelaksanaan magang ini akan memberikan manfaat positif baik bagi peserta magang, Perguruan Tinggi, Sekretariat Jenderal DPR RI maupun DPR RI.
Sementara itu, Parlemen Remaja merupakan kegiatan pembelajaran politik kepada generasi muda, khususnya pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Mereka akan merasakan simulasi menjadi Personil DPR RI selama 6 hari.
Tujuan dari program ini di antaranya memasyarakatkan fungsi dan peranan DPR RI kepada remaja sebagai generasi penerus bangsa, memberikan pemahaman kepada siswa tentang proses pembuatan kebijakan publik di Parlemen, dan meningkatkan pemahaman tentang proses demokrasi di Indonesia melalui pelaksanaan simulasi Parlemen.
Baca juga : Prabowo Dipastikan Hadir di Sidang Pahamnan MPR
Pada bagian lain Sekjen DPR Indra Iskandar menambahkan fakta menarik lain tentang besarnya minat publik untuk mengenal lebih dekat DPR adalah dari data kunjungan edukasi parlemen. Tiap tahun angkanya selalu bertambah dan antriannya memanjang. Jumlah total kunjungan edukasi parlemen tahun lalu mencapai angka 18.605 orang mulai dari siswa TK/RA sampai perguruan tinggi.
“Tiba hari ini data permintaan kunjungan edukasi parlemen antrinya sudah sampai Februari 2025. Kami ingin melayani permintaan kunjungan seoptimal mungkin, bisa mengajak adik-adik pelajar dan mahasiswa melihat sendiri DPR, museum DPR sampai proses interaksi anggota dewan di ruang sidang. Permintaan kunjungan kunjugan edukasi parlemen kami atur secara fair dan adil sesuai surat permohonan. Kami mohon maaf antrinya jadi panjang tapi ini menunjukkan keingintahuan publik pada DPR, bisa juga kecintaan publik pada DPR baik sekali,” papar Indra.
Ruang Aspirasi
Sementara Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI Indra Pahlevi menuturkan, upaya mendekatkan rakyat dengan wakil rakyat di DPR juga dilakukan dengan cara-cara kreatif. Bagi yang tidak bisa datang secara langsung bisa berinteraksi dengan mengikuti Lomba Orasi Bintang Orator atau biasa disebut LOBO.
Ia menambahkan DPR adalah parlemen yang berasal dari bahasa Perancis, parle yang berarti bicara. Kebetulan di DPR juga banyak anggota dewan yang juga piawai berorasi, sudah sepantasnya juga berkontribusi dalam membantu publik terutama generasi muda untuk pintar berorasi.
“Prinsipnya kami membuka ruang kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya sambil berorasi. Sambutan publik luar biasa sejak tahun 2017 LOBO sudah terlaksana 16 kali dan telah menghasilkan 49 orang Bintang Orator sebagian besar diantaranya adalah pengurus OSIS dan pengurus BEM tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan pernah juara LOBO direbut oleh mahasiswa yang sering orasi berunjuk rasa di depan gedung DPR,” kata Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI Indra Pahlevi kepada Media Indonesia, Rabu (14/8).
Melalui LOBO generasi muda ditantang untuk berorasi sekaligus memberikan masukan terhadap proses legislasi yang sedang berlangsung di DPR. Hasil orasi berupa naskah disampaikan langsung kepada komisi terkait dan menjadi masukan bagi panja atau pansus yang sedang membahas rancangan undang-undang.
Indra menambahkan selanjutnya Biro Pemberitaan Parlemen juga akan meluncurkan lomba lain khususnya bagi generasi Z yang senang membuat konten-konten kreatif. Meraka ditantang untuk menghasilkan konten aspirasi dari persoalan publik di sekitar merekan. Konten yang menarik dan kreatif akan mendapatkan apresiasi menarik tambah dia.
Pada bagian lain Indra Pahlevi menyebut serangkaian kegiatan yang dilaksanakan DPR RI seperti Magang di Rumah Rakyat, Parlemen Remaja, Parlemen Kampus, Edukasi Parlemen, Lomba Orasi Bintang Orator dan selanjutya Lomba Konten Aspirasi adalah upaya mendekatkan rakyat dengan wakil rakyatnya.
Sejauh ini sejumlah program cukup berhasil membangun pemahaman publik terhadap DPR. Ia menyebut dalam dua kali kesempatan secara khusus telah melakukan survey terhadap mahasiswa peserta Magang di Rumah Rakyat. Hasilnya cukum menarik untuk dicermati yaitu 57% semakin paham dan 39% mahasiswa paham tentang tugas dan fungsi DPR.
Setalah 4 bulan lebih mengikut program Magang di Rumah Rakyat 34 persen menyatakan sangat yakin DPR telah berjuang untuk rakyat sementara 44 persen menyatakan yakin DPR telah berjuang untuk rakyat. Baginya butuh waktu dan upaya terus menerus untuk membangun pemahaman publik, mendekatkan rakyat dengan wakil rakyat. Kedekatan itu diharapkan mendorong anggota DPR berbuat lebih baik untuk rakyat yang diwakilinya. (*)