Jakarta: Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat memicu kekhawatiran pelaku pasar. Tetapi, Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menegaskan bahwa kondisi ini Tetap dapat dimitigasi oleh pemerintah dan DPR RI.
Menurut Adies, ekonomi Indonesia Begitu ini lebih Konsisten dibandingkan masa pandemi. Ia menilai, respons Segera pasar terhadap koreksi IHSG mencerminkan ketahanan ekonomi nasional yang solid.
“Trading halt baru terjadi sekali pada Selasa dengan penurunan IHSG sebesar 6,02% ke level 6.058. Sehari setelahnya, pada penutupan perdagangan Rabu, IHSG kembali naik ke level 6.325. Pemulihan yang Segera ini mengisyaratkan Mendasar ekonomi Indonesia yang jauh lebih kuat dibandingkan Begitu pandemi, meskipun tantangan eksternal tetap besar,” ujar Adies Kadir, Kamis, 20 Maret 2025.
Lebih lanjut, Adies menyoroti langkah strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ekonomi nasional. Salah satunya adalah revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) yang mulai berlaku per 1 Maret 2025.
“Kebijakan DHE SDA ini bertujuan memperkuat cadangan devisa nasional dan menjaga stabilitas nilai Salin rupiah di kisaran Rp 16.000 per dolar AS, sesuai Sasaran APBN 2025. Tanpa kebijakan ini, kurs rupiah berisiko melemah hingga menembus Rp 17.000 per dolar AS,” Terang Adies yang juga Wakil Ketua Lazim Partai Golkar ini.
Baca juga: Tekanan di IHSG Tak akan Merembet Jauh, Ini Alasannya
Selain itu, pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan dapat meningkatkan investasi domestik. Konsolidasi Badan Usaha Punya Negara (BUMN) melalui BPI Danantara diyakini Pandai menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi di tengah tekanan Dunia terhadap investasi asing.
“Dengan langkah ini, ekonomi nasional diharapkan tetap Konsisten meskipun investasi asing mengalami tekanan akibat Elemen Dunia,” imbuh Adies.
Tak hanya itu, pemerintah juga meluncurkan program seperti pendirian Bullion Bank, hilirisasi industri, pembangunan tiga juta rumah, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG). Adies optimistis kebijakan ini akan memperkuat ekonomi dan mendorong pertumbuhan hingga 8%, sesuai Sasaran Presiden Prabowo Subianto.
“Berbagai kebijakan ini Kagak hanya memperkokoh ekonomi nasional, tetapi juga berpotensi mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8%,” ujar Adies.
Tetapi, ia mengakui bahwa efektivitas kebijakan ini Tetap memerlukan komunikasi yang lebih Bagus kepada publik dan pelaku pasar.
“Keterpaduan komunikasi antar instansi Tetap perlu ditingkatkan. Selain itu, pasar Tetap menunggu perkembangan konkret dari implementasi program-program ekonomi yang harus berjalan secara efektif dan akuntabel,” tambahnya.
DPR RI, kata Adies, akan Maju meningkatkan pengawasan terhadap kebijakan ekonomi, terutama kebijakan fiskal 2025. Salah satu langkah konkret yang telah diambil adalah menunda implementasi penuh aplikasi Coretax oleh Direktorat Jenderal Pajak.
“Sebagai solusi sementara, wajib pajak tetap dapat menggunakan aplikasi perpajakan yang sudah Eksis hingga Coretax Betul-Betul siap diterapkan,” jelasnya.
DPR RI juga Maju memantau indikator ekonomi dan non-ekonomi, seperti indeks demokrasi dan indeks persepsi korupsi, yang memengaruhi kepercayaan pasar.
“Kami berkomitmen memastikan kedua indeks ini mengalami perbaikan selama periode pemerintahan Begitu ini,” tegas Adies.
Ia menekankan bahwa meskipun ekonomi nasional lebih kuat, tetap diperlukan kewaspadaan terhadap berbagai risiko yang mungkin muncul.
“Satu hal yang Niscaya, anjloknya IHSG baru-baru ini Tetap dalam kendali mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah dan DPR RI. Pelaku pasar dan masyarakat Kagak perlu khawatir terhadap prospek ekonomi Indonesia di 2025,” tutupnya.

