Ibu Hamil yang Anemia Ributo Lahirkan Bayi Prematur dan Pendarahan

Ibu Hamil yang Anemia Berisiko Lahirkan Bayi Prematur dan Pendarahan
Ilustrasi pemeriksaan darah.(Freepik)

 

DOKTER spesialis kandungan yang tergabung dalam POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) Cabang DKI Jakarta dr. Natasya Prameswari, Sp.OG menyebut anemia pada ibu hamil tak boleh disepelekan karena punya efek jangka panjang yang buruk untuk bayi yang dilahirkan.
 
“Anemia kesannya kecil ya. Kasih saja tablet penambah darah. Tapi risikonya kalau dibiarkan akan meningkat dua kali lipat mengakibatkan kelahiran prematur. Kalau kelahirannya di bawah 37 minggu, maka risiko stunting juga akan lebih besar,”kata Natasya dalam diskusi daring yang digelar Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Selasa (13/8).
  
Lebih lanjut Natasya menjelaskan anemia pada ibu hamil juga akan berisiko mengalami pendarahan saat melahirkan. Meskipun angka kematian ibu saat melahirkan sudah menurun dari 305 menjadi sekitar 190, namun Natasya mengatakan penyebab paling tinggi saat melahirkan masih soal pendarahan dan hipertensi.
 
Selain itu, anemia juga dapat menurun. Apabila ibu hamil mengalami anemia, imbuhnya, bayi yang dilahirkan juga bisa terkena anemia. Akibatnya, hal ini akan berdampak pada masa depannya. Misalnya ketika masa sekolah, anak tidak akan menangkap pelajaran sebagus teman-teman seusia, lanjut Natasya.
  
Demi itu, Natasya mengatakan angka  anemia pada ibu hamil harus diturunkan untuk menekan angka stunting. Oleh sebab itu, Natasya mengimbau agar para wanita sudah memperhatikan kesehatannya bahkan sejak sebelum menikah. Dengan demikian, berbagai risiko saat hamil hingga melahirkan pun dapat dihindari sehingga, proses kehamilan dapat berjalan lebih sehat dan anak akan lahir dengan pertumbuhan yang optimal. (Ant/H-3)

Cek Artikel:  Apakah Sindrom IBS pada Anak Kenali Metode Meredakannya

Mungkin Anda Menyukai