PERMASALAHAN kurang gizi pada ibu hamil di Indonesia masih menjadi PR yang belum selesai hingga kini. Sehingga masih banyak ditemui kasus anemia hingga stunting.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan berbagai ahli gizi dunia berharap berbagai mikronutrien yang dibutuhkan ibu hamil dapat terpenuhi, sehingga terhindar dari berbagai permasalahan seputar kehamilan seperti anemia yang menjadi faktor risiko berat badan lahir rendah (BBLR), dan stunting.
“Penyakit yang menyerang ibu hamil dan anak-anak itu penyakit gizi. Artinya, gizinya banyak kurangnya. Saya baca dari ibu hamil 4,9 juta, yang kena anemia 27 persen. Itu tinggi banget,” kata Budi, Jumat (18/10).
Menyikapi tingginya angka anemia pada ibu hamil, Kemenkes bersama lembaga kesehatan dunia dan lembaga kesejahteraan anak seperti WHO dan Unicef merekomendasikan penggunaan suplemen Multiple Micronutrient Supplement/MMS untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
“Sudah jadi guidance WHO sejak 2020, dan kita baru implementasikan sekarang,” ucap Budi.
Berdasarkan penelitian, MMS memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil, sehingga dapat mengurangi berbagi risiko yang menyertai kehamilan.
“Hasil penelitian bilang kalau pakai MMS ini, gizinya ibu hamil akan jauh lebih baik. Kemudian, bayinya lahirnya juga lebih sehat, mengurangi bayi lahir yang pendek, dan juga mengurangi bayi lahir yang stunting, dan juga mengurangi kematian bayi,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga berpesan agar ibu hamil mengonsumsi MMS selama 6 bulan masa kehamilan untuk mengurangi risiko BBLR dan stunting.
“Kalau ingin anaknya sehat atau pintar, minum MMS 180 butir selama 180 hari atau enam bulan terus menerus selama hamil. Insha Allah anaknya sehat dan pintar,” pungkasnya. (H-2)