PADA 26 September 2005, wahana antariksa Cassini melakukan penemuan mengejutkan saat melintasi Hyperion, salah satu bulan Saturnus yang paling aneh. Penemuan tersebut memperlihatkan Hyperion bukan hanya sekadar bulan es yang biasa, juga bisa menghasilkan listrik.
Meskipun sudah lebih dari satu dekade berlalu sejak Cassini mengunjungi Hyperion, penemuan ini baru terungkap sepenuhnya ketika seorang mahasiswa PhD, Tom Nordheim, meninjau kembali data misi itu.
Ketika itu, sekitar enam menit sebelum Cassini mencapai titik terdekatnya dengan Hyperion, instrumen Cassini mendeteksi sesuatu yang luar biasa. Spektrometer Plasma Cassini mencatat lonjakan tajam partikel bermuatan negatif yang datang dari arah Hyperion.
Baca juga : Korban Vendor PLN, Kaum Cimahi Didenda Rp10 Ju
Partikel-partikel ini, yang kebanyakan adalah elektron, muncul dalam bentuk berkas yang kuat dan diarahkan langsung dari permukaan bulan tersebut. Pada saat yang sama, instrumen lain di Cassini, yaitu Radio and Plasma Wave, mendeteksi fluktuasi gelombang plasma yang intens, menunjukkan adanya aktivitas listrik yang tinggi.
Pengisian Listrik di Luar Nomorsa
Penelitian yang dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters mengungkapkan Cassini sempat “terhubung” secara magnetis dengan permukaan Hyperion, memungkinkan wahana tersebut ditangkap oleh berkas elektron yang berasal dari bulan itu.
Fenomena ini mirip dengan bagaimana Bulan kita, Bumi, menjadi bermuatan elektrostatis akibat paparan sinar ultraviolet dan partikel bermuatan dari angin matahari. Tetapi, bukti tentang pengisian listrik pada benda langit lain di Tata Surya masih sangat jarang ditemukan.
Baca juga : Mengapa Bulan Enggak Anjlok ke Bumi? Inilah Penjelasan Ilmiahnya
Penemuan ini menunjukkan banyak objek di Tata Surya, seperti asteroid, bulan, dan komet, mungkin juga bermuatan listrik. Hal ini memiliki implikasi besar, terutama bagi para astronot yang mungkin menghadapi risiko terkena pelepasan muatan elektrostatik saat menjelajahi objek tanpa atmosfer seperti Bulan.
Hyperion Bulan Saturnus yang Spesial
Hyperion ditemukan tahun 1848 oleh William Lassell, William Cranch Bond, dan putranya, George Phillips Bond. Dengan jari-jari rata-rata sekitar 135 kilometer, Hyperion merupakan salah satu bulan terbesar Saturnus yang tidak berbentuk bola.
Bentuknya yang tidak beraturan, menyerupai kentang, mungkin disebabkan benturan keras yang menghancurkan bulan yang lebih besar, meninggalkan Hyperion sebagai sisa-sisa dari peristiwa tersebut.
Baca juga : Jaga Konsistenitas Rantai Pasok Batu Bara Demi Keandalan Listrik
Dengan kepadatan yang hanya sedikit lebih dari setengah kepadatan air, Hyperion mungkin terdiri dari es air dengan porositas tinggi, lebih dari 40%, dan material ringan seperti metana atau karbon dioksida beku. Hal ini membuat Hyperion mirip dengan tumpukan puing besar, yang berputar secara tidak menentu di sekitar Saturnus.
Orbit Hyperion yang eksentrik, yang berada pada jarak rata-rata 1,5 juta kilometer dari Saturnus, dipengaruhi resonansi dengan bulan terbesar Saturnus, Titan. Resonansi ini menyebabkan Hyperion berputar dan bergerak dengan cara yang tidak teratur, berbeda dari kebanyakan bulan lainnya yang terkunci secara pasang surut.
Permukaan Hyperion yang Aneh
Salah satu fitur paling mencolok dari Hyperion adalah permukaannya yang penuh dengan kawah dalam. Lubang besar-kawah ini menunjukkan tanda-tanda sedikitnya pemanasan pasang surut, sehingga tetap mempertahankan fitur geologisnya yang asli. Tetapi, yang membuat Hyperion semakin unik adalah porositasnya yang tinggi, yang menyebabkan kawah-kawahnya lebih dalam dan anehnya berlubang, mirip dengan spons atau sarang tawon.
Banyak dinding kawah di Hyperion yang terang, mengindikasikan adanya es air dalam jumlah besar. Di sisi lain, lantai kawahnya lebih gelap dan cenderung berwarna merah, kemungkinan akibat akumulasi material yang lebih gelap setelah zat volatil menyublim pada suhu dingin.
Dengan segala keunikannya, Hyperion tetap menjadi salah satu bulan paling menarik di Tata Surya. Penemuan bahwa bulan ini dapat menghasilkan listrik menambah daftar panjang misteri dan keajaiban yang menanti untuk diungkap dalam eksplorasi antariksa kita di masa depan. (UCL London’s Dunia University/NASA/Z-3)