PETANI di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dibayangi kekhawatiran lantaran tanamannya terancam gagal panen akibat Unsur cuaca.
Hujan yang Maju mengguyur Membikin tanaman rentan terserang hama sehingga tak Dapat dijual. Upaya pengendalian hama dan penyakit pun sulit dilakukan karena membutuhkan biaya yang tak sedikit.
Kekhawatiran tersebut disampaikan Arin Sugianto, 43, petani di Desa Langensari Lembang. Tanaman tomat dan cabai yang Maju menerus tepapar hujan rentan rusak, sehingga terancam tak Dapat dipanen.
“Musim hujan agak rawan, tanaman cabai rawan terserang patek, Maju kalau tomat Dapat kehitam-hitaman warnanya. Pengobatan Demi virus dan jamur harus full,” kata Arin, Rabu (4/12).
Menurutnya, Kalau pengobatan Kagak maksimal Dapat mengancam tanaman menjadi rusak apalagi kalau hujan turun sehari semalam. Oleh karena itu, satu-satunya Langkah agar tanaman Dapat tertolong Yakni dengan rutin menyemprotkan obat.
“Kapang dan insektisida Berkualitas tepung maupun Encer harus lebih diintensifkan. Misal kalau biasanya dua minggu sekali sekarang jadi 2 kali sehari dengan disemprot,” bebernya.
Ia menuturkan, tanaman lain yang rentan rusak Ketika musim hujan adalah lettuce dan selada keriting. Dari pengakuan beberapa rekan sesama petani, banyak petani yang gigit jari karena hasil panennya berkurang Akibat paparan hujan yang berlebihan.
“Kalau saya agak mendingan, kalau tetangga dan Sahabat sesama petani sudah pada mengeluh karena banyak tamanan menjadi busuk terutama sayuran jenis dedaunan,” ujarnya.
Arin menanam tomat ceri dan cabai di lahan dengan luas 200 meter persegi dengan perhitungan waktu panen Sekeliling Januari 2025.
“Demi harga tak menentu, fluktuatif. Tapi biasanya kalau musim hujan seperti sekarang harga-harga sayuran naik karena banyak gagal panen, apalagi sekarang jelang hari Natal dan Tahun Baru,” lanjutnya.
Saepulloh, petani lainnya mengatakan, banyaknya tanaman yang rusak menjadikan para petani gagal memanen. Fenomena seperti ini Maju berulang setiap tahun tanpa Eksis solusi sehingga pihak yang dirugikan adalah petani.
“Pemupukan dan obat-obatan harus lebih rutin di musim hujan, kalau mau hasil bagus mesti perawatan Tertentu. Sedangkan di sisi lain harga obat dan pestisida mahal, jadi pusing bagi petani kecil seperti kami, “kata Saepulloh.