PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto diyakini mampu memajukan pertanian Indonesia. Keyakinan diungkap Ketua Lazim DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko.
“Karena Pak Prabowo sangat mencintai petani. Saya yakin dan optimis Pak Prabowo bisa membawa harapan besar untuk kemajuan pertanian di Indonesia,” kata Ketua Harian DPP HKTI Mayjen (Purn) Bachtiar Oetomo yang mewakili Moeldoko, dalam keterangan yang dikutip Kamis (3/10).
Hal tersebut diungkap Bachtiar dalam FGD yang diinisiasi menyambut Hari Tani. FGD tersebut fokus menyoroti banyaknya persoalan yang dialami petani.
Baca juga : Advanta Innovation Center Ungkap Solusi Benih Pertanian Kepada Petani Lampung
Misalnya, terkait minimnya ketersediaan lahan pertanian. Di mana di Indonesia banyak kawasan hutan yang masih menganggur tetapi kawasan pertanian yang justru lebih sedikit bahkan banyak petani yang masih kesulitan mendapatkan akses pemanfaatan hutan sosial.
Selain itu, FGD menyoroti masih rendahnya penggunaan teknologi pertanian bagi para petani di Indonesia serta minimnya ketertarikan generasi muda di sektor pertanian, hal ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah.
Ketua Dewan Ahli HKTI Agus Pakpahan menyebut sektor pertanian di Indonesia termasuk pekerjaan dengan pendapatan rendah. Sehingga, membuat anak-anak muda Indonesia tidak tertarik.
Baca juga : Dukung Ketahanan Pangan, Gerakan Maju Tani Usung Konsep Meta Farming
Bahkan, kata dia, sektor pertanian diidentikan dengan profesi dengan SDM rendah. Menurut dia, hal ini yang harus dijawab oleh pemerintah.
“Melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak pada petani, seperti di negara maju,” kata dia.
Menurut dia, kebijakan negara maju memprioritaskan pembanguan sektor pertanian. Sehingga, pendapatan petani di negara maju menempati urutan atas dari tingginya penghasilan.
Baca juga : Sepakat Dengan Kementan, HKTI Minta Sekalian Pihak Gunakan Data BPS
Hal senada disampaikan Profesor Budi Mulyanto, yang menekankan perlunya pembelaan terhadap petani. Bagus dari skill petani, pengadaan lahan melalui akses yang mudah dan luas terhadap pemanfaatan perhutanan sosial.
“Donasi permodalan sampai pada penyerapan komoditi pertanian hasil panen para petani,” kata dia.
Para pembicara lain dari Kementerian, seperti Sesditjen PSKL Kementerian LHK berkomitmen serius. Tertentunya, dalam menangani kawasan perhutanan sosial yang berpihak pada petani agar bisa membantu petani untuk tetap menanam dan bisa memproduksi pangan nasional.
Kegiatan FGD Pertanian selain dihadiri para pengurus HKTI juga dihadiri organisasi Masyarakat Tani Hutan Wonolestari Bromo, organisasi Petani JAWARA, pelaku pertanian sagu dan para mahasiswa. (J-2)