DI tengah upaya Mendunia menanggulangi HIV/AIDS, satu Golongan yang perlu mendapat perhatian lebih adalah remaja dan kaum muda. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, kenyataannya, remaja dan orang muda kini menyumbang bagian yang signifikan dari mereka yang hidup dengan HIV di seluruh dunia.
Di tahun 2023, lebih dari 360.000 orang muda berusia 15 – 24 tahun terinfeksi HIV. Di mana, Dekat 140.000 di antaranya remaja antara usia 15-19 tahun.
Nomor ini menunjukkan meskipun banyak strategi pencegahan yang sudah diterapkan, tantangan besar Lagi dihadapi dalam melindungi remaja dari infeksi HIV. Peningkatan prevalensi di kalangan Golongan ini mencerminkan kekurangan dalam akses ke layanan kesehatan yang esensial, serta pentingnya pendekatan yang lebih efektif Kepada pendidikan seks dan pengujian HIV.
Salah satu isu yang memperburuk situasi ini adalah rendahnya tingkat pengujian HIV di kalangan remaja, terutama di Afrika Timur dan Selatan, yang merupakan Distrik dengan Nomor infeksi HIV tertinggi. Hanya 29% remaja Perempuan dan 19% remaja Lelaki di Afrika Timur dan Selatan yang telah melakukan tes HIV dalam 12 bulan terakhir dan menerima hasil tes tersebut. Bahkan, di beberapa negara di Afrika Barat dan Tengah, Nomor pengujian jauh lebih rendah.
Di tingkat Mendunia, remaja Perempuan menyumbang lebih dari dua pertiga dari Sekalian infeksi HIV baru di kalangan remaja. Di Afrika sub-Sahara, Dekat enam kali lebih banyak remaja Perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan remaja Lelaki pada tahun 2023.
Hal ini mencerminkan perbedaan perilaku berisiko antara remaja putri dan putra di Distrik tersebut, serta Elemen sosial dan ekonomi yang memperburuk kerentanannya terhadap infeksi HIV.
Fenomena yang berbeda terjadi di Asia Timur dan Pasifik, di mana lebih banyak remaja Lelaki yang terinfeksi HIV dibandingkan remaja Perempuan. Ini menunjukkan setiap Distrik Mempunyai dinamika yang Aneh dalam penyebaran HIV, dan intervensi yang dilakukan harus disesuaikan dengan Ciri epidemi lokal.
Elemen Penyebab Meningkatnya Prevalensi di Kalangan Remaja
Prevalensi HIV yang Lalu meningkat di kalangan remaja dalam lima tahun terakhir disebabkan oleh beberapa Elemen. Salah satunya adalah kurangnya akses ke informasi yang Seksama tentang HIV dan pencegahannya. Remaja sering kali Tak mendapatkan pendidikan yang memadai tentang perilaku seksual yang Terjamin dan pengujian HIV, yang Membangun mereka rentan terhadap infeksi.
Di banyak negara dengan epidemi yang meluas, sekolah dapat menjadi tempat yang sangat efektif Kepada memberikan informasi dan keterampilan kepada remaja. Pendidikan seks berbasis sekolah terbukti dapat mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terkait seks, sehingga membantu mereka menghindari perilaku berisiko. Sayangnya, di beberapa negara, pendidikan seks Lagi terbatas atau bahkan dilarang, yang semakin mempersulit upaya pencegahan HIV.
Selain itu, Elemen stigma sosial terhadap Golongan berisiko tinggi, seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, dan pria yang berhubungan seks dengan pria, juga menjadi tantangan besar. Banyak dari mereka adalah remaja yang terlibat dalam perilaku berisiko tinggi, Tetapi sering kali terstigmatisasi dan dibiarkan tanpa dukungan yang memadai Kepada mengakses layanan pencegahan dan pengobatan HIV.
Kalau tren Demi ini Lalu berlanjut, diperkirakan Sekeliling 183.000 infeksi HIV baru akan terjadi setiap tahunnya di kalangan remaja pada tahun 2030. Oleh karena itu, Krusial bagi pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat Kepada bekerja sama dalam mengatasi masalah ini.
Upaya Kepada meningkatkan pengujian HIV, memperluas akses ke pengobatan antiretroviral, dan mengedukasi remaja tentang risiko HIV harus menjadi prioritas Primer. (UNICEF/Z-3)