HIPNOTERAPI saat ini banyak digunakan oleh para pelaku medis untuk mengatasi beberapa kasus tertentu seperti insomnia, depresi, dan lain sebagainya. Tetapi, masih banyak yang salah kaprah mengenai kegunaan hipnoterapi yang dikaitkan dengan praktik gendam atau hipnotis yang digunakan untuk kejahatan.
Dokter Spesialis Penyamaranteran Jiwa RSUD Dr. Moewardi, dr. Rohmaningtyas menjelaskan bahwa hipnoterapi dalam kaitannya dengan medis adalag pemberian sugesti atau pikiran-pikiran yang ditanamkan pada pasien untuk menghasilkan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan apa yang dinginkan pasien tersebut.
“Misalnya tentang kecemasan ketakutan nyeri dan sebagainya. Hipnoterapi ini tujuannya adalah membuat pasien dalam kondisi rileks supaya ketakutan berkurang atau hilang, lebih rileks misalnya ingin tidur atau membantu insomnia dan lainnya,” ungkapnya dalam diskusi daring RS Dr. Moewardi bertajuk Apakah Hipnoterapi Sama dengan Gendam? beberapa waktu lalu.
Baca juga : Manfaat Hipnoterapi untuk Kesehatan, Dapat Atasi Masalah Susah tidur sampai Hilangkan Rasa Nyeri
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa hipnoterapi ini tidak khusus dipelajari oleh psikiater, tapi juga dokter umum dan profesi lainnya. Hal terpenting adalah orang tersebut harus terlatih dan tersertifikat.
Menurutnya penggunaan hipnoterapi paling banyak saat ini digunakan untuk mengatasi rasa nyeri, bahkan saat ini hiptoterapi dapat dilakukan untuk proses khitanan, cabut gigi, dan melahirkan.
“Jadi daripada menggunakan obat bius, tingkat nyeri itu bisa hilang dengan hipnoterapi. Tapi tentu saja tidak dapat dilakukan untuk tindakan operasi yang membutuhkan anastesi. Tentu saja tidak bisa. Ini hanya untuk beberapa kondisi nyeri yang ringan sedang,” ucap Rohmaningtyas.
Baca juga : Calon Ibu, Siapkan Mental Agar Tak Terkena Depresi Pascamelahirkan
Hipnoterapi adalah kondisi untuk membuat pasoen rileks dengan menembus filter dari alam sadar atau alam bawah sadar. Kendati demikian, hipnotetapi memiliki prosedur yang sama dengan tindakan medis lainnya yaitu memerlukan persetujuan dari pasien.
Sementara itu, gendam tidak melakukan persetujuan dengan seseorang dan langsung pada tujuan yang biasanya untuk melakukan kejahatan. Teknik gendam hanya memanfaatkan hipnosis untuk kepentingan kejahatan.
“Secara umum hipnosis ini ada tahap ngobrol dengan pasien dan mengetahui latar belakang, apa yang disukai dan tidak disukai, dan ini merupakan modal dasar bagi hipnoterapis untuk melakukan induksi. Nantinya jadi kalau fase ini gagal, biasanya untuk tahap selanjutnya juga kurang berhasil. Jadi kalau kita lihat pada gendam biasanya dia sudah terlatih untuk memilih siapa saja orang yang dapat terinduksi,” tuturnya.
Baca juga : Polusi Udara Dapat Picu Depresi dan Rusak Kesehatan Mental
“Kemudian ada fase relaksasi dan juga masuk ke fase sugesti untuk menanamkan pikiran yang sesuai apa yang ingin dicapai bagi terapi dan kalau gendam itu memanfaatkan kepentingan sendiri,” sambung Rohmaningtyas.
Hal yang paling membedakan praktik hipnoterapi dan gendam adalah fase terminasi. Standarnya gendam tidak melewati tahap ini dan meninggalkan orang yang dihipnosis begitu saja. Hal inilah yang biasanya membuat korban gendam mengalami pusing atau linglung.
“Kalau kita kan tidak buru buru melakukan penghentian. Eksis fase terminasi di mana persiapan pasien dari setengah sadar menuju bangun supaya tidak kaget,” pungkasnya. (H-2)