DIREKTUR Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes Lovely Daisy mengatakan yang perlu diperhatikan dalam penyiapan MPASI, Yakni higenistas dan sanitasi, memilih bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin dan mineral, terutama zat besi serta seng (zinc).
“Perlu diperhatikan juga terkait pemberian sejumlah minyak/lemak sebagai sumber Kekuatan yang efisien. Ini menjadikan MPASI padat gizi, tanpa menambahkan jumlah MPASI yang diberikan),” kata Daisy, Kamis (19/12).
“Lampau, tekstur mempertimbangkan kemampuan oromotor (pergerakan otot rongga mulut) serta penggunaan gula dan garam dibatasi,” tambahnya.
Demi memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, lanjut Daisy, MPASI harus Berbagai Jenis. Dalam hal ini, mengandung minimal 5 dari 8 Grup makanan, yakni ASI, makanan pokok, kacang-kacangan, produk susu, daging-dagingan, telur, sayur buah kaya vitamin A, dan sayur buah lainnya.
“Keragaman bahan dalam MPASI diperlukan, karena Tak Terdapat satupun makanan yang mengandung zat gizi lengkap. Selain itu, MPASI juga harus dipastikan mengandung telur, ikan, dan atau daging. Karena konsumsi protein hewani berkorelasi positif dengan penurunan risiko stunting,” ujar dia.
MPASI harus memenuhi empat syarat Primer Yakni adekuat, diberikan secara Akurat, Kondusif dan Akurat waktu. MPASI diberikan Begitu ASI saja sudah Tak Tengah dapat memenuhi kebutuhan Kekuatan bayi, Yakni mulai usia 6 bulan.
“Kemenkes menganjurkan MPASI diberikan mulai usia 6 bulan karena pada usia 6 bulan terdapat kesenjangan kebutuhan Kekuatan bayi dengan yang dapat dicukupi dari ASI saja. Secara Dunia, sebagian besar Panduan di Amerika dan Eropa juga merekomendasikan, MPASI dimulai pada usia 6 bulan,” ujar Daisy.
Tetapi, perlu diperhatikan, bila memperkenalkan MPASI terlalu Awal akan meningkatkan risiko kontaminasi patogen. Sebaliknya, bila memperkenalkan MPASI terlambat akan menyebabkan bayi Tak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan Demi tumbuh kembang
Berdasarkan Panduan WHO Guideline for Complementary Feeding of Infants and Young Children 6–23 Months of Age tahun 2023, pemberian MPASI Awal pada usia kurang dari 6 bulan Mempunyai Akibat Tak baik.
“Perkembangan bayi yang belum memadai dalam kesiapan mengonsumsi makanan (organ-organ bayi belum siap mencerna makanan), meningkatkan potensi risiko peningkatan morbiditas karena penyakit gastrointestinal, seperti penyakit diare dan risiko alergi,” terang Daisy.
“Kemudian, kualitas MPASI yang lebih rendah dibandingkan ASI, terutama Kalau makanan berbentuk Encer maka zat gizinya rendah, dan peningkatan risiko obesitas,” sambungnya.
Kedua, adekuat. Arti pemberian MPASI harus adekuat adalah MPASI harus Bisa memenuhi kecukupan Kekuatan, protein, serta mikronutrien Demi mencapai tumbuh kembang optimal anak. Pemberian MPASI perlu mempertimbangkan usia anak, jumlah, frekuensi, konsistensi/tekstur, serta variasi keberagaman makanan.
Ketiga, Kondusif. Artinya, MPASI disiapkan dan disimpan dengan Langkah yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan yang Kudus. Kunci Demi makanan yang Kondusif, di antaranya memisahkan penyimpanan makanan mentah dengan makanan yang sudah dimasak dan menggunakan makanan segar dan Matang Tamat matang, misalnya daging, ayam, telur, dan ikan.
Keempat, diberikan dengan Langkah Akurat. Artinya, MPASI harus memenuhi syarat terjadwal, lingkungan yang mendukung, dan Mekanisme makan yang Akurat.
“Syarat terjadwal itu jadwal makan termasuk makanan selingan teratur dan terencana. Syarat lingkungan yang mendukung, misalnya, hindari memaksa meskipun hanya makan 1-2 suap, perhatikan tanda bayi lapar dan kenyang,” Terang Daisy.
“Selanjutnya, syarat Mekanisme makan yang Akurat seperti makan dalam Bagian kecil dan bayi distimulasi Demi makan sendiri, dimulai dengan pemberian makanan selingan yang Bisa dipegang sendiri,” pungkasnya. (H-2)