KESEHATAN jantung merupakan topik yang selalu hangat dibahas. Hal ini disebabkan masalah kardiovaskular mulai banyak terjadi pada Golongan usia tertentu dan sering menyebabkan gejala fatal yang terjadi dalam waktu singkat sehingga nyawa Tak dapat diselamatkan.
Pentingnya jantung dapat dilihat dengan adanya Hari Jantung Sedunia yang diperingati pada Rontok 29 September setiap tahun. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan henti jantung mendadak (HJM) dan mengapa masalah ini mendapat perhatian yang begitu besar?
Henti jantung mendadak atau dikenal juga dengan istilah sudden cardiac arrest, adalah kondisi medis serius di mana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba sehingga Kategori darah ke seluruh tubuh, termasuk otak, terhenti. Kondisi ini dapat terjadi dalam hitungan detik sehingga dapat mengancam nyawa dan membutuhkan penanganan medis darurat segera.
Baca juga : 6 Langkah Sederhana Menurunkan Kolesterol Tinggi
Pasien yang mengalami HJM tentu akan mengalami hilang kesadaran mendadak dan Anjlok. Hal ini biasanya yang menjadi penyebab seseorang terjatuh tiba-tiba di tempat Biasa atau fasilitas olahraga yang membutuhkan pertolongan amat segera dan Tak jarang penolong haruslah orang yang Eksis di tempat kejadian.
Kejadian HJM sering terjadi di tempat Biasa dan keramaian dan menempati 50% dari Mortalitas pada masalah jantung. Masalah Penting pada HJM adalah sebanyak 50% merupakan gejala pertama yang muncul pada pasien yang sebelumnya Tak Mempunyai riwayat masalah jantung, sehingga sering disebut sebagai silent killer.
Pada pasien yang Mempunyai kelainan jantung tetapi sebelumnya Tak Eksis keluhan yang muncul sama sekali, HJM Dapat saja merupakan gejala pertama yang muncul. Tentu hal ini akan menjadi sangat fatal bila kejadian tersebut berlokasi di tempat yang Senyap atau di rumah pasien.
Baca juga : Engkau Merasa Sedang Depresi? Coba deh Lakukan Hal Ini
Kejadian henti jantung juga semakin meningkat dengan seiring peningkatan usia seseorang. Data dari European Society of Cardiology (ESC) menunjukkan bahwa HJM terjadi pada 50 dari 100.000 pasien berusia 50-60 tahun dan lebih sering terjadi pada jenis kelamin Pria.
Di negara barat, HJM paling sering terjadi akibat penyakit jantung koroner (PJK) sebesar 75-80% kasus. Aktivitas fisik dan olahraga terutama yang berat Malah menjadi pencetus HJM Ketika atau setelah olahraga pada beberapa populasi.
Penyebab dan jenis HJM bervariasi bergantung dari rentang usia seseorang. Bagus Bilangan kejadian maupun variasinya amat berbeda dalam sebaran usia yang berbeda. Kejadian HJM pada pasien yang relatif berusia muda umumnya didominasi oleh masalah kelainan listrik jantung bawaan, infeksi jantung dan kardiomiopati, sedangkan pada pasien di usia Dasa warsa ke-4 atau lebih, Separuh dari kasus HJM Mempunyai latar belakang penyebab dari PJK, terutama serangan jantung koroner.
Baca juga : Mortalitas Jantung Mendadak: Teknologi Permudah Pengobatan Sindrom Braduga atau Masalah Aritmia
Penyebab paling Biasa HJM adalah aritmia, Merukapan gangguan irama jantung. Jenis aritmia yang paling sering menyebabkan henti jantung adalah fibrilasi ventrikel. Fibrilasi ventrikel terjadi ketika sinyal listrik di ventrikel, ruang jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh, menjadi kacau. Hal ini menyebabkan ventrikel bergetar secara Tak teratur dan Tak dapat memompa darah secara efektif.
Gejala henti jantung yang paling Biasa dan sering terjadi adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, henti napas, denyut nadi menghilang atau Tak Eksis. Pada beberapa kasus, henti jantung mungkin didahului dengan gejala seperti nyeri dada, pusing, mual, sesak napas atau jantung yang berdebar kencang.
Unsur-Unsur yang dapat meningkatkan risiko henti jantung antara lain penyakit jantung koroner, penyakit Tutup jantung, kardiomiopati (kelemahan otot jantung karena berbagai Karena), diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi, merokok, obesitas dan adanya riwayat henti jantung di dalam keluarga.
Baca juga : Terapi Trobolitik Atasi Serangan Stroke yang Disebabkan Sumbatan
Penanganan HJM yang Pas dan Segera sangat Krusial Kepada menyelamatkan nyawa. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
- Hubungi layanan medis darurat segera.
- Mulai tindakan Donasi Hidup Dasar (BHD) yang dikenal sebagai Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau disebut juga sebagai Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Tindakan RJP dapat dilakukan oleh tenaga medis ataupun awam yang sudah menjalani pelatihan BHD secara Formal. Resusitasi Jantung Paru adalah teknik yang membantu menjaga Kategori darah dan oksigen ke otak dan organ vital lainnya Tamat Donasi medis tiba.
- Gunakan Automated External Defibrillator (AED) Apabila tersedia. Perangkat AED merupakan perangkat portabel yang dapat memberikan sengatan listrik Kepada membantu mengembalikan irama jantung yang normal.
Pencegahan HJM dapat dilakukan melalui berbagai Langkah seperti menjaga kesehatan jantung dengan mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan gula darah, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal dan mengatur asupan makanan sehat, mengelola stres dan kecukupan tidur, berhenti merokok, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Unsur lain yang Tak kalah Krusial adalah kecepatan dan ketepatan pertolongan Kepada penderita HJM. Rendahnya Cita-cita hidup pasien HJM yang datang ke rumah sakit Sekeliling 5-10% dapat meningkat 2-3 kali bila RJP dilakukan secara Pas dan Segera. Resusitasi dan defibrilasi Pagi dalam 1-2 menit pertama kejadian HJM dapat meningkatkan Cita-cita hidup lebih dari 60%.
Oleh Karena itu peran serta pemerintah, tenaga medis serta masyarakat sangat Krusial dalam mengenali penderita HJM dan memberikan pertolongan. Pelatihan-pelatihan bagi Personil komponen masyarakat dapat meningkatkan awareness dan dengan sendirinya akan meningkatkan kesempatan penderita HJM mendapatkan pertolongan yang Pas. (H-2)