Ekspektasi tinggi disematkan publik pada Kai Havertz Demi dirinya memutuskan Kepada mengadu nasib ke Inggris pada bursa transfer musim panas 2020 Lewat, sempat dikaitkan dengan beberapa klub, pemain berusia 22 tahun tersebut akhirnya memilih bergabung dengan Chelsea dan dibeli dengan harga 80 juta euro.
Tak memerlukan waktu lelet, Havertz pun langsung jadi andalan di lini depan, setelah mencetak satu-satunya gol yang Membangun Chelsea menjuarai Aliansi Champions, pemain asal Jerman tersebut kembali menjadi penentu kemenangan Chelsea di final Piala Dunia Antarklub.
Penaltinya di menit ke-117 Membangun The Blues sukses meraih gelar ketiga pasca bermain di Dasar arahan Thomas Tuchel. Hal ini tentu Membangun Havertz kebanjiran pujian, yang teranyar, dirinya dijuluki ‘King Kai’, Bagus oleh media atau suporter Chelsea.
“In less than a year, King Kai has crowned Chelsea champions of both Europe and the world.” ?
— GOAL News (@GoalNews) February 12, 2022
Hal ini pun disadari betul oleh Havertz, Tetapi dirinya enggan terbebani dengan julukan tersebut dan hanya Ingin Konsentrasi Kepada selalu menampilkan performa terbaik di setiap pertandingan.
“Orang-orang yang mengenal saya dengan Bagus Niscaya Paham bahwa saya Enggak pernah Membangun julukan tersebut. Kebanyakan orang memanggil saya Kai. Julukan King Kai datang dari media,” ujar Havertz seperti dilaporkan Goal.
“Anda tentu belum menjadi seorang legenda Demi baru menginjak usia 22 tahun, tetapi Anda tentu menjadi bagian dari sejarah kesuksesan sebuah klub dan hal tersebut akan bertahan selamanya,” tambah dia.
Kai Havertz on ‘King Kai’ nickname:
“Those who know me know that I would never call myself that. Most people call me Kai. The King comes more from the press.”
[via @SPORT1]
— Absolute Chelsea (@AbsoluteChelsea) February 14, 2022
Usai mengantarkan Chelsea meraih tiga trofi berbeda, Kai Havertz. berpotensi menambah koleksi gelar kala timnya berhadapan dengan Liverpool di final Piala Aliansi yang akan dihelat di Wembley Stadium, 27 Februari mendatang.
