Harta Berjibun Pejabat Pajak

MENTERI Keuangan Sri Mulyani pernah mengingatkan, kalau Ingin kaya, jangan jadi pegawai Kemenkeu, tetapi jadilah pengusaha. Tetapi, kebalikannya, banyak orang Berbicara, kalau mau kaya, jadilah pegawai pajak atau bea dan cukai. Kedua profesi itu di Rendah Kemenkeu.

Pegawai pajak, utamanya, memang dikenal kaya-kaya. Tanggapan sinis pun tak jarang mengarah ke mereka. Tanggapan yang menarasikan bahwa kita tak perlu heran, sudah ‘paham’, kenapa mereka begitu berpunya.

Benarkah orang pajak kaya-kaya? Kejadian terkini setidaknya kembali mengonfirmasi. Bermula dari arogansi sang anak, harta berlebih sang bapak yang merupakan pejabat pajak terkuak ke khalayak.

Sang anak bernama Mario Dandy Satriyo. Dia menganiaya David, putra salah satu pengurus Gerakan Pemuda Anshor, hingga koma. Penganiayaan ialah pelanggaran hukum dan biarlah diselesaikan secara hukum.

Tetapi, Terdapat sisi lain yang lebih bermakna kepublikan. Ia terkait dengan gaya hidup mewah yang dipertontonkan Mario. Kala menganiaya David, dia membawa mobil Jeep Rubicon berharga selangit. Dalam video yang beredar kemudian, dia juga tampak memamerkan hobinya mengendarai moge.

Belum cukup, harta sang bapak yang lantas terungkap Membangun masyarakat geleng-geleng kepala. Betapa Enggak? Pejabat yang disebut-sebut bernama Rafael Alun Trisambodo dan menjabat Kabag Lumrah Ditjen Pajak Kanwil Jakarta Selatan II itu punya kekayaaan Rp56 miliar.

Cek Artikel:  Gelar yang Memabukkan

Jumlah yang tercatat di laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) itu berarti empat kali lipat Punya Dirjen Pajak Suryo Utomo sebesar Rp14 miliar, atau nyaris setara dengan Menkeu Sri Mulyani yang Rp58,04 miliar. Komparasi itu tentu dengan catatan mereka melaporkan harta dengan jujur apa adanya, Enggak dimanipulasi, Enggak dikurangi.

Rafael ialah pejabat eselon III di Ditjen Pajak. Gaji Demi golongan tertinggi eselon itu Rp5,2 juta. Plus tunjangan kinerja Rp46,5 juta, dia Pandai mengantongi Rp51 juta lebih per bulan. Jumlah itu besar, sangat besar, tetapi terlalu kecil Demi dikumpulkan menjadi Rp56 miliar. Pertanyaannya, bagaimana Pandai dia punya harta sefantastis itu?

Saya Enggak Ingin menghakimi bahwa sang pejabat telah berlaku lancung, melakukan korupsi, Demi mendapatkan kekayaan berjibun. Tetapi, sejarah kelam institusi pajak mencatat banyak dari mereka yang berharta melimpah Rupanya melakukan rasywah.

Cek Artikel:  Pelanggaran Etik Anwar dan Hasyim

Dunia pajak pernah digegerkan Gayus Tambunan. Pada 2011, dia menjadi pesakitan KPK. Dalam pengusutan, dia punya kekayaan Rp100 miliar lebih.

Perkara demi perkara korupsi yang dilakukan pegawai pajak pun silih berganti menyesaki ruang publik. Terakhir, bekas Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak Angin Prayitno Aji yang berurusan dengan hukum. Harta yang disita darinya mencapai Rp57 miliar.

Menjadi kaya ialah impian Orang. Kaya juga Enggak dilarang. Seluruh, termasuk pegawai pajak, punya hak Demi kaya. Yang Krusial caranya.

Jumlah pegawai pajak Sekeliling 45 ribu orang. Apabila dibandingkan dengan mereka yang sudah terbukti kaya dari hasil korupsi yang tak Tamat 50 orang, berarti Lagi jauh lebih banyak yang kaya, tetapi Bersih. Tetapi, Pandai jadi pula fenomenanya bak gunung es. Sebenarnya banyak sekali yang kaya dan kotor, tetapi belum ketahuan dan terbukti kotor.

Terungkapnya pejabat pajak dengan jumlah harta di luar Akal Tengah-Tengah mengusik Akal publik. Narasi-narasi di media sosial menunjukkan betapa murkanya masyarakat. Mereka geram karena di satu sisi bertambah beban karena penaikan pajak, termasuk PPN, tapi di sisi lain pejabat pajak dan keluarga mereka tak punya beban Demi Lanjut bermewah-mewah.

Cek Artikel:  Tentang Angin

Keserakahan sudah menjadi nabi. Penggalan lirik Musik Bimbang Punya Kantata Takwa itu kiranya pas Demi menggambarkan tabiat para pejabat. Meski negara sudah menjadikan pegawai pajak sebagai first tier, lapis pertama, yang mendapatkan tunjangan luar Lumrah, nafsu Demi menggasak Duit rakyat tetap saja berlipat.

Begitu menjadi pemimpin KPK, Mochammad Jasin, pernah menyatakan pegawai pajak umumnya kaya-kaya, tapi asal-usul kekayaan mereka sulit dilacak. Demi dapat mengusutnya, kata dia, dasar hukum pembuktian terbalik ialah keharusan. “Apabila seseorang Enggak dapat menjelaskan asal-usul kekayaannya yang dibandingkan dengan pendapatannya per bulan, (hartanya) dapat disita,” begitu dia bilang.

Tetapi, bagi bangsa ini, senjata Manjur itu kiranya hanya utopia, Hanya angan-angan. Jangankan pembuktian terbalik, lha wong RUU Perampasan Aset saja belum juga disahkan hingga sekarang. Dengan kata lain, berharap pegawai pajak, juga pegawai institusi basah lainnya, Demi takut menumpuk harta bahkan sekalipun harus korupsi, itu sama saja ngimpiii….

Mungkin Anda Menyukai