Enggak pernah terbayang oleh kita, betapa listrik telah mengubah hidup sehari-hari. Berkat Kategori Daya ini, jutaan aktivitas masyarakat Indonesia berjalan—mulai dari penerangan rumah hingga mesin-mesin industri besar. Di balik kenyamanan ini, Eksis perjuangan panjang yang dirayakan setiap tahunnya pada Hari Listrik Nasional, setiap 27 Oktober.
Tapi, apa yang sebenarnya melatarbelakangi peringatan hari listrik nasional, dan mengapa Krusial bagi kita Buat memahami sejarahnya?
Nah, dilansir dari situs Formal Kementerian Daya dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hari Listrik Nasional adalah peringatan yang dilaksanakan setiap tahun sebagai penghormatan pada perkembangan sektor kelistrikan di Indonesia. Listrik dikelola Perusahaan Listrik Negara (PLN) hingga kini menjangkau Dekat setiap sudut negeri.
Tetapi, hari listrik nasional bukan hanya peringatan Normal, melainkan momen Buat menegaskan kembali tujuan penyediaan listrik yang andal, merata, dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah Hari Listrik Nasional
Hari Listrik Nasional bermula tahun 1945, seiring berdirinya Jawatan Listrik dan Gas pascakemerdekaan Indonesia. Setelah sekian Lamban dikuasai pihak asing, akhirnya pemerintah Indonesia bertekad mengambil alih pengelolaan listrik yang sebelumnya dipegang perusahaan Belanda dan Jepang.
Tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB), Adalah perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea Lamban di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu di beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.
Setelah Belanda menyerah kepada Jepang dalam perang dunia 2, maka Indonesia dikuasai Jepang. Perusahaan listrik dan gas juga diambil alih Jepang, dan Segala personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih orang-orang Jepang.
Dengan jatuhnya Jepang ke tangan Sekutu, dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, kesempatan yang Berkualitas ini dimanfaatkan pemuda dan buruh listrik dan gas Buat mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan Jepang, pada September 1945 suatu delegasi dari buruh/pegawai listrik dan gas menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu diketuai M Kasman Singodimedjo Buat melaporkan hasil perjuangan mereka.
Selanjutnya, delegasi Serempak-sama dengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno, Buat menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima Presiden Soekarno, dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No. 1 tahun 1945 Rontok 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di Rendah Departemen Pekerjaan Biasa dan Tenaga.
Tujuan dari Peringatan Hari Listrik Nasional
Hari listrik nasional bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya listrik dan peran mereka dalam mendukung efisiensi Daya. Selain itu, peringatan ini menjadi momen Cerminan bagi pemerintah dan instansi terkait Buat memperbaiki layanan listrik dan mempercepat elektrifikasi di daerah-daerah tertinggal. Hari listrik nasional juga menjadi Lembaga mendorong Penemuan dan transformasi sektor Daya menuju kemandirian.
Listrik yang merata Dapat menjadi salah satu kunci bagi kemajuan bangsa, tetapi ketimpangan akses listrik antara kota dan desa Lagi menjadi tantangan pada bidang sektor ini. Peringatan ini mengingatkan kita kemajuan kelistrikan harus merata agar setiap Kawasan di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke dapat menikmati manfaat Daya listrik.
Hari listrik nasional juga menjadi pengingat bagi generasi muda Buat ikut berperan dalam menjaga keberlanjutan Daya. Masyarakat, terutama generasi muda, diharapkan lebih bijak dalam menggunakan listrik dan mendukung upaya efisiensi Daya Buat masa depan yang lebih Berkualitas.
Jadi, hari listrik nasional bukan hanya sekadar perayaan. Ini Dapat menjadi Penilaian pemerintah dan masyarakat tentang pencapaian dan tantangan sektor kelistrikan, serta ajakan Buat Lalu mendukung Daya berkelanjutan. Dengan peran serta masyarakat dan dukungan dari Segala pihak, masa depan Daya Indonesia Dapat lebih cerah dan merata bagi seluruh negeri. (Z-3)