Harga Tiket Turun, Garuda Pede Jumlah Penumpang Bakal Naik 24%

Ilustrasi. Foto: dok MI/Amiruddin.

Jakarta: Direktur Esensial PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Wamildan Tsani Panjaitan mengaku optimistis terhadap kebijakan penurunan harga tiket pesawat hingga 10 persen pada musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Dengan adanya kebijakan tersebut, pihaknya memproyeksikan pergerakan penumpang tumbuh hingga 24 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

“Pergerakan jumlah pemesanan tiket penerbangan Garuda Indonesia mulai bertumbuh pasca diterapkannya kebijakan penurunan harga tiket pesawat sepanjang periode Nataru,” ujar Wamildan dalam keterangan yang diterima Media Indonesia, Kamis, 26 Desember 2024.

Dalam momentum Nataru kali ini, Garuda Indonesia Group menyediakan 1,4 juta kursi penerbangan. Dengan rincian Garuda Indonesia mempersiapkan 741 ribu kursi penerbangan, dan kursi penerbangan Citilink sebanyak 717 ribu kursi. Wamildan menyampaikan hingga Demi ini tingkat keterserapan kursi pesawat mencapai 80 persen dari total kursi yang disediakan.

Cek Artikel:  Cak Lontong Klaim Pram-Doel tak Langgar Aturan Pilkada

Lebih lanjut, Garuda Indonesia Group memperkirakan puncak keberangkatan penumpang pada momentum peak season akhir tahun pada hari Sabtu (21/12) yakni mencapai 76 ribu penumpang, di mana Garuda Indonesia dan Citilink sama-sama memberangkatkan sedikitnya 38 ribu penumpang.

Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut, lanjut Wamildan, sejalan dengan kapasitas produksi yang disediakan Garuda Indonesia Group, yakni melonjak sebesar 17 persen. Pada tahun Lewat di periode peak season libur Nataru 2023/2024, total kursi yang disediakan yakni 634.528 kursi, sedangkan di tahun ini meningkat mencapai 741 ribu kursi.

“Dengan diberlakukannya penurunan harga tiket ini, kami optimis volume penumpang akan tumbuh positif yang tentunya akan berdampak langsung terhadap kinerja pendapatan Garuda Indonesia,” tegas dia.
 

Cek Artikel:  Promo Spesial BRImo di Localfest 2024, Bikin Belanja dan Hiburan Jadi Lebih Panggil

Puncak okupansi

Pihaknya memproyeksikan puncak keberangkatan Nataru akan terjadi pada Sabtu (21/12) dan puncak kepulangan akan terjadi pada (5/1) seiring dengan behavior masyarakat yang cenderung Mau menghabiskan waktu lebih Pelan Serempak keluarga.

Sementara itu, tingkat okupansi penumpang yang tinggi hingga 80 persen tercatat pada beberapa rute. Yakni, Denpasar, Sorong, Manado, Kualanamu, Jayapura, Pontianak, Surabaya, Yogyakarta, dan Lombok Kepada rute domestik, serta Singapura, Haneda, dan Narita Kepada rute Global.

Wamildan kemudian angkat bicara perihal Akibat penurunan tiket pesawat terhadap pendapat perusahaan. Katanya, langkah penyesuaian harga tiket ini pada dasarnya menyasar kepada komponen biaya tambahan bahan bakar atau fuel surcharge dan pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U).

Cek Artikel:  Bahlil Sampaikan Tiga Solusi Buat Ketidakadilan Hilirisasi Nikel


(Ilustrasi penumpang di dalam pesawat. Foto: dok Garuda Indonesia)

Sementara, dari sisi maskapai komponen tarif dasar atau basic fare dikatakan Lagi tetap sama, yakni Lagi mengacu kepada regulasi tarif batas harga tiket domestik.

Dirut Garuda Indonesia itu pun menyebut penurunan harga tiket ini telah diperhitungkan secara saksama oleh pihaknya, dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan penumpang di libur akhir tahun ini.

“Sehingga, kami optimistis volume penumpang yang tumbuh turut membawa Akibat langsung terhadap kinerja pendapatan Garuda Indonesia,” Terang dia.

Mungkin Anda Menyukai