Harga Naik, Anggota Bandung Barat Tetap Buru Bahan Kebutuhan Pokok Demi Bulan Puasa

Harga Naik, Warga Bandung Barat Tetap Buru Bahan Kebutuhan Pokok Untuk Bulan Puasa
Kesibukan di pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat meningkat menjelang Ramadan.(MI/DEPI GUNAWAN)

Anggota memadati pasar tradisional Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Demi membeli kebutuhan pokok dalam menyambut bulan Kudus Ramadan 1446 H.

Pantauan Jumat (28/2), jumlah pengunjung di pasar tradisional ini melonjak dua kali lipat dibandingkan hari biasanya. Bahkan karena banyaknya lapak dadakan di bahu jalan mengakibatkan aktivitas para pedagang tersebut menimbulkan kemacetan.

Para pedagang bahan makanan seperti beras, telur, daging, sayur mayur dan bumbu dapur tampak diburu pembeli meski mengalami kenaikan harga.

Seperti diungkapkan Iwan, 29, pedagang sayuran, komoditas cabai rawit merah dan cabai keriting merah mengalami kenaikan harga paling tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Cek Artikel:  Kombinasi Modern dan Tradisional di Kretek Asal, Solusi Pengobatan Alternatif di Bandung

“Sekarang yang naik harga cabai rawit merah dan kriting dari semula Rp80.000, hari ini jadi Rp100.000 per kilogram,” katanya.

Menurut dia, Elemen pemicu kenaikan harga karena menurunnya pasokan dari pasar induk, sedangkan permintaan meningkat. Terlebih Begitu ini sudah akan memasuki bulan puasa.

Hal senada disampaikan pedagang ayam potong, Fauzi, 34. Harga ayam mengalami kenaikan dibandingkan tiga hari Lewat dari sebelumnya Rp35.000 menjadi Rp38.000 Tiba Rp40.000 per kilogram.

“Memang Standar kalau mau puasa Lanjut mau lebaran, permintaan masyarakat banyak, makanya harga naik. Sekarang kalau buat pelanggan yang mau dijual Tengah saya jual Rp38.000/kg, kalau ke konsumen Standar Rp40.000/kg,” ucapnya.

Cek Artikel:  Survei Median, Hengky-Ade masih Terkuat untuk Pemilih Pemula di Pilkada Bandung Barat

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bandung Barat, Ricky Riadi mengakui adanya kenaikan harga bahan pokok masyarakat terutama menjelang bulan puasa seperti sekarang.

“Kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar tradisional karena momen tahunan. Standar kalau menjelang puasa, tapi setelah dua hari normal Tengah,” terangnya di Pasar Sindangkerta.

Disinggung soal harga MinyaKita yang dijual diatas HET, Ricky mengakui Apabila di pengecer Minyakita dijual Rp17.000/liter sementara HET-nya Rp15.700. Hal itu tak terlepas dari harga tinggi yang didapat para pengecer.

“Itu kemungkinan karena pedagang di sini dapat harga dari distributornya juga sudah tinggi, makanya dijual di atas HET,” ungkapnya.

Cek Artikel:  Komunitas Postcrossing Indonesia Menggelar Meetup Nasional

Pihaknya akan Lanjut monitoring harga dan memantau pasokan bahan pokok Serempak dinas terkait serta Satgas Pangan Polres Cimahi. Termasuk juga dengan peninjauan langsung ke tradisional selama Ramadan.

Mungkin Anda Menyukai