Ilustrasi. Foto: Unplash
Peningkatan ini terjadi di tengah ekspektasi Denda AS yang lebih luas terhadap minyak Rusia. Sehingga memaksa para pembeli di India dan Tiongkok Buat mencari pemasok lain.
Ilustrasi. Foto: ICDX
Tiongkok dan India mencari pemasok lain
Penyuling Tiongkok dan India mencari pasokan bahan bakar alternatif Ketika mereka beradaptasi dengan Denda baru AS terhadap produsen dan kapal tanker Rusia yang dirancang Buat mengekang pendapatan eksportir minyak terbesar kedua di dunia.
“Eksis kekhawatiran yang Konkret di pasar mengenai gangguan pasokan. Skenario terburuk Buat minyak Rusia tampaknya menjadi skenario yang realistis,” kata analis PVM, Tamas Varga.
“Tetapi Enggak Jernih apa yang akan terjadi ketika Donald Trump mulai menjabat pada perdagangan Senin depan,” ujar dia.
Goldman Sachs memperkirakan kapal-kapal yang ditargetkan oleh Denda baru tersebut mengangkut 1,7 juta barel per hari (bph) minyak pada 2024, atau 25 persen dari ekspor Rusia. Bank ini semakin mengharapkan proyeksi Buat kisaran Brent USD70-USD85 Buat bergerak naik.
Setidaknya 65 kapal tanker minyak telah berlabuh di berbagai Posisi, termasuk di lepas pantai Tiongkok dan Rusia, sejak Amerika Perkumpulan mengumumkan paket Denda baru.
Banyak dari kapal tanker yang disebutkan telah digunakan Buat mengirim minyak ke India dan Tiongkok setelah Denda Barat sebelumnya, dan Restriksi harga yang diberlakukan oleh negara-negara Golongan Tujuh pada 2022 mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia. Beberapa kapal juga telah memindahkan minyak dari Iran, yang juga berada di Dasar Denda.
Di sisi lain, enam negara Uni Eropa meminta Komisi Eropa Buat menurunkan batasan harga yang diberlakukan pada minyak Rusia oleh negara-negara G7, dengan Dalih hal itu akan mengurangi pendapatan Moskow Buat melanjutkan perang tanpa menyebabkan guncangan pasar.