Harga Emas Turun Tipis, Terimbas Data NFP AS yang Positif

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) diperdagangkan sedikit menurun yakni di Sekeliling USD2.690 pada awal perdagangan sesi Asia hari ini.

Penurunan ini disebabkan oleh penguatan dolar AS yang didorong oleh data ketenagakerjaan AS (Non-Farm Payroll/NFP) yang lebih kuat dari perkiraan.

Tetapi, permintaan safe-haven akibat ketidakpastian seputar kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dan meningkatnya risiko geopolitik membantu membatasi pelemahan emas.

Menurut analisis Dupoin yang disampaikan oleh Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk Demi ini menunjukkan tren bullish Lagi mendominasi pada XAU/USD.

“Proyeksi hari ini mengindikasikan harga emas berpotensi naik hingga USD2.701 sebagai Sasaran terdekat. Tetapi, Kalau terjadi reversal, penurunan harga dapat mencapai USD2.675,” tulis dia dalam analis harian, Senin, 13 Januari 2025.

Cek Artikel:  Pemda dan Pengembang Harus Punya Data Perumahan

Dia menjelaskan, dukungan terhadap harga emas juga datang dari risiko geopolitik Dunia. Ketegangan di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina yang Lalu berlanjut menjadi katalis Istimewa.

Selain itu, serangan Israel yang semakin intensif di Gaza serta laporan serangan di Lebanon selatan meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven.
 


Ilustrasi emas. Foto: Freepik

 

Emas terdorong sentimen pelantikan Trump

Di sisi lain, ketidakpastian seputar kebijakan Trump menjelang pelantikannya turut memberikan dukungan terhadap harga emas, meskipun dolar AS tetap dalam posisi bullish.

Di pasar Dunia, XAU/USD sempat melonjak ke USD2.689 pada Senin, mendekati level psikologis di USD2.700. Meski demikian, data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat pada hari Jumat Lewat telah mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve.

Cek Artikel:  Putaran Pertama Perundingan Perjanjian Dagang Indonesia-GCC Berjalan Fasih

Laporan NFP yang positif Membangun pelaku pasar memprediksi The Fed hanya akan memangkas Etnis Merekah sebesar 30 basis poin sepanjang tahun ini, dibandingkan perkiraan awal sebesar 45 basis poin.

Hal ini memberikan tekanan tambahan pada emas, yang Tak memberikan imbal hasil.

Para pejabat The Fed juga mengisyaratkan bahwa Etnis Merekah kemungkinan besar akan tetap tinggi dalam waktu lelet, dengan penurunan hanya akan dilakukan ketika inflasi Betul-Betul terkendali.

Meskipun demikian, ketidakpastian kebijakan moneter The Fed dan prospek penurunan Etnis Merekah yang lebih lelet Tak sepenuhnya melemahkan momentum bullish emas. Imbal hasil obligasi AS yang tetap tinggi dan Dolar AS yang kuat hanya sedikit membatasi ruang kenaikan logam mulia ini.

Cek Artikel:  10 Mengertin Joko Widodo, Rebut Kedaulatan Tambang

Andy mencatat, meskipun tekanan dari Dolar AS cukup kuat, jalur paling mudah Kepada XAU/USD Demi ini adalah ke arah atas.

 
“Dengan dukungan teknikal dan Esensial yang solid, emas Lagi Mempunyai potensi Kepada melanjutkan tren bullish dalam jangka pendek,” kata dia.

Kesimpulannya, harga emas hari ini diprediksi Lagi berada dalam tren bullish dengan potensi kenaikan hingga mendekati level psikologis USD2.700.

“Risiko geopolitik, ketidakpastian kebijakan Trump, dan ekspektasi terhadap langkah The Fed menjadi Unsur Istimewa yang memengaruhi pergerakan logam mulia ini,” Jernih dia.

Mungkin Anda Menyukai