Harga Emas Turun di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Jakarta: Harga emas turun di perdagangan Asia pada Senin, dari kenaikan tajam minggu Lewat. Penurunan harga emas disebabkan oleh penguatan dolar AS menguat setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif singkat terhadap Kolombia.

Demi ini pelaku pasar tetap berhati-hati menjelang keputusan Bangsa Merekah Federal Reserve yang akan datang di akhir minggu ini.

Melansir Investing.com, Senin, 27 Januari 2025, harga emas Spot turun 0,7 persen menjadi USD2.752,09 per ounce. Sementara harga emas berjangka yang akan berakhir Februari turun 0,8 persen menjadi USD2.783,22 per ounce pada pukul 01:21 WIB.

Logam mulia ini telah naik Dekat tiga persen minggu Lewat karena permintaan penurunan Bangsa Merekah Trump, dan ekspektasi penerapan tarif AS secara bertahap.

Cek Artikel:  Pemanfaatan AI Dorong Penguatan Branding BUMN

“Meskipun penguatan USD pagi ini menyusul eskalasi antara AS dan Kolombia memberikan beberapa hambatan bagi emas pada perdagangan pagi ini,” kata analis ING dalam sebuah catatan baru-baru ini.
 


Ilustrasi. Foto: Bappebti

Kegelisahan tarif Trump mendorong penguatan dolar

Trump memberlakukan tarif 25 persen Demi impor Kolombia semalam setelah Presiden Kolombia Gustavo Petro memblokir penerbangan deportasi AS.

Menyusul proposal Petro Demi menggunakan pesawat kepresidenan Kolombia dan menerima para deportan, Trump telah menahan tarif tersebut, menandai resolusi menengah Demi kebuntuan diplomatik.

Indeks Dolar AS naik 0,3 persen di perdagangan Asia pada hari Senin, setelah mencatat penurunan mingguan terburuk dalam dua bulan.

Dolar yang lebih kuat biasanya mendorong harga emas lebih rendah karena Membangun logam ini lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata Doku lain.

Cek Artikel:  Harga Emas Antam Turun Tipis Rp2.000 pada Kamis 26 September 2024

Selain itu, para investor berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve yang akan diadakan pada akhir minggu ini.

Emas cenderung turun pada Demi Bangsa Merekah naik karena menjadi investasi yang kurang menarik dibandingkan dengan aset berimbal balik Merekah.

Logam mulia lainnya juga Terperosok karena dolar yang kuat. Platinum Futures tergelincir 1,1 persen menjadi USD961,20 per ons, sementara Perak Futures merosot 1,7 persen menjadi USD30,655 per ons.

Mungkin Anda Menyukai