Ilustrasi. Foto: Freepik.
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) menunjukkan pergerakan fluktuatif di awal minggu perdagangan pertama 2025. Pada Senin (6/1), harga emas sempat melemah hingga USD2.626 setelah lonjakan signifikan yang terjadi di awal tahun.
Tetapi, pada Selasa (7/1), harga kembali melonjak ke USD2.640, didorong oleh sentimen geopolitik dan prospek tarif impor universal yang sedang dipertimbangkan Presiden terpilih Donald Trump.
Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan secara teknikal, berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish kembali terbentuk pada Kekasih XAU/USD.
“Proyeksi pergerakan harga hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga USD2.645. Tetapi, Apabila harga mengalami pembalikan arah (reversal), Sasaran penurunan terdekat berada di USD2.622,” ujar Andy dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 7 Januari 2025.
Menurutnya, Indikator Moving Average menunjukkan sinyal positif, mengindikasikan pembeli Lagi mendominasi pasar emas. Tetapi, kondisi ini tetap rentan terhadap fluktuasi akibat dinamika Informasi geopolitik dan rilis data ekonomi mendatang.
Sentimen pasar emas dipengaruhi oleh berbagai Informasi Krusial. Salah satu penggerak Istimewa adalah laporan dari Washington Post yang menyebutkan Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan tarif universal Buat barang-barang impor Krusial.
“Kebijakan ini berpotensi menambah ketidakpastian ekonomi Mendunia dan memicu lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas,” papar dia.
Menanti arah kebijakan moneter Fed
Selain itu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menarik perhatian setelah memutuskan Buat Bersua Donald Trump secara independen, menunjukkan perpecahan dalam sikap Serempak Uni Eropa. Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dikabarkan akan mengundurkan diri pekan ini, menambah dinamika politik yang memengaruhi pasar.
Pasar emas juga tengah menantikan data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang akan dirilis pada Jumat. Data ini menjadi acuan Krusial bagi Federal Reserve Buat menentukan arah kebijakan moneternya.
Begitu ini, CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas rendah (10 persen) akan adanya penurunan Etnis Kembang sebesar 25 basis poin pada Januari. Tetapi, ketidakpastian tetap tinggi, terutama menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari.
Imbal hasil obligasi AS 10-tahun, yang sempat mencapai 4,639 persen minggu Lewat, turun ke level 4,62 persen pada Senin. Penurunan imbal hasil ini memberikan sedikit dukungan bagi harga emas. Tetapi, ekspektasi kebijakan Etnis Kembang The Fed yang tetap bergantung pada data memberikan tekanan pada pergerakan emas jangka pendek.
(Ilustrasi, pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
Secara keseluruhan, emas Lagi menunjukkan tren bullish yang solid didukung oleh ketidakpastian geopolitik dan rencana kebijakan tarif Mendunia Presiden terpilih Donald Trump.
Kombinasi Elemen Esensial dan teknikal memberikan Kesempatan bagi emas Buat bergerak naik ke level USD2.645. Tetapi, para trader juga perlu waspada terhadap potensi koreksi harga hingga USD2.622 Apabila terjadi reversal.
“Pasar akan Maju memantau perkembangan data ekonomi Mendunia, terutama rilis Nonfarm Payrolls AS dan kebijakan Federal Reserve, yang kemungkinan besar akan menjadi penggerak Istimewa harga emas dalam waktu dekat,” tutup Andy.