Ilustrasi emas. Foto: Bappebti
Pelaku pasar pun mengantisipasi info terbaru tentang kebijakan pemerintahan Donald Trump yang berpotensi memengaruhi Etnis Merekah di masa depan.
Melansir Investing.com, Selasa, 21 Januari 2025, pada pukul 07:40 WIB (12:40 GMT), emas spot naik 0,3 persen menjadi USD2.708,70 per ounce. Sementara emas Berjangka yang akan berakhir pada Februari turun sedikit ke USD2.748,19 per ounce.
Para trader bersiap menghadapi volatilitas
Para trader emas bersiap menghadapi peningkatan volatilitas Demi Trump memulai masa jabatan keduanya. Pengumuman kebijakan yang diantisipasi akan memengaruhi dinamika pasar.
Ilustrasi emas. Foto: Freepik
Adapun sentimen pasar Demi ini adalah interaksi antara potensi perubahan kebijakan AS dan sikap moneter Federal Reserve.
Para analis berpendapat awal yang kuat Demi masa jabatan Trump dapat mendukung dolar lebih lanjut, sedangkan pendekatan bertahap dapat melemahkannya, sehingga mempengaruhi harga emas.
Indeks dolar AS melemah
Seperti diketahui, indeks Dolar AS melemah 0,3 persen pada hari Senin, memberikan dukungan pada logam mulia.
Dolar yang lebih lemah biasanya mendorong harga emas lebih tinggi karena Membikin logam mulia ini lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata Dana lain.
Selain itu, data terbaru yang mengindikasikan pelonggaran tekanan harga telah Membikin para investor mengantisipasi kebijakan moneter yang lebih akomodatif, yang secara tradisional mendukung harga emas.
Terlepas dari Unsur-Unsur ini, kenaikan emas telah diredam oleh perkembangan geopolitik, seperti perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang dapat memengaruhi permintaan safe haven.
Selain emas, harga logam mulia lainnya sebagian besar melemah. Platinum Futures turun 0,3 persen menjadi USD962,70 per ons, sementara Perak Futures turun 0,3 persen menjadi USD31,062 per ons.