Harga Emas Berpotensi Naik ke USD2.929 di Awal Pekan

Ilustrasi kenaikan harga emas. Foto: Freepik.

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) Maju menunjukkan tren bullish dan mendekati batas atas kisaran mingguan. Bias jual terhadap dolar AS (USD) tetap dominan, didorong oleh meningkatnya spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan memangkas Spesies Merekah beberapa kali pada 2025.

“Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi AS turut menekan USD, yang kini berada di level terendah multi-bulan. Kondisi ini menjadi Unsur Esensial yang mendukung kenaikan harga emas sebagai aset safe haven,” ungkap analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis harian, Senin, 10 Maret 2025.

Analisis teknikal Andy menunjukkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average Begitu ini mengindikasikan tren bullish yang Tetap kuat pada XAU/USD. Proyeksi hari ini menunjukkan potensi kenaikan emas hingga level USD2.929. Tetapi, Kalau harga mengalami pembalikan (reversal), penurunan dapat mencapai USD2.893 sebagai Sasaran terdekat.

Cek Artikel:  Pertalite Dihapus Tahun Depan, Pertamina: Diganti Pertamax Green 92

Pada sesi perdagangan Asia pada awal Senin (10/3), harga emas telah menarik minat beli dan bertahan di Sekeliling level USD2.915. Ketidakpastian Mendunia dan kebijakan perdagangan yang agresif dari Presiden AS Donald Trump menjadi Unsur pendorong permintaan emas.

Trump baru-baru ini mengeluarkan perintah eksekutif yang mengecualikan barang dari Kanada dan Meksiko di Rendah Perjanjian USMCA, hanya dua hari setelah menerapkan tarif baru. Tetapi, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menegaskan tarif 25 persen pada impor baja dan aluminium yang dijadwalkan berlaku mulai Rabu kemungkinan besar Kagak akan ditunda.

Ketidakpastian kebijakan tarif ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan aset safe haven seperti emas dalam jangka pendek. Selain itu, pelemahan di sektor tenaga kerja AS turut mendukung pergerakan bullish emas.
 

Cek Artikel:  Sentul City Getol Garap Digitalisasi Perkotaan Modern


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Fed bakal melonggarkan kebijakan moneter

Data Nonfarm Payrolls (NFP) AS pada Februari hanya meningkat sebesar 151 ribu, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 160 ribu. Selain itu, Bilangan NFP bulan Januari direvisi turun menjadi 125 ribu dari 143 ribu sebelumnya. Tingkat pengangguran juga meningkat menjadi 4,1 persen dari sebelumnya 4,0 persen.

“Kondisi pasar tenaga kerja yang melemah semakin memperkuat keyakinan The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya Kepada mencegah perlambatan ekonomi lebih lanjut. Hal ini memberikan tekanan tambahan terhadap USD dan mendukung harga emas, mengingat logam mulia ini berdenominasi dalam dolar AS,” urai Andy.

Cek Artikel:  Mentan Amran Sulaiman Beri Kuliah Biasa di Fakultas Pertanian Unhas

Selain itu, kebijakan perdagangan Trump yang Kagak menentu semakin membebani sentimen investor. Perubahan arah kebijakan tarif yang diterapkan terhadap Meksiko dan Kanada menambah ketidakpastian di pasar Mendunia.

Trump sempat mengecualikan beberapa barang dari Kanada dan Meksiko dari tarif 25 persen, hanya beberapa hari setelah menerapkannya. Kebijakan yang berubah-ubah ini menambah tekanan terhadap Dolar AS dan semakin menguntungkan harga emas.

“Dengan kombinasi Unsur Esensial dan teknikal yang Terdapat, prospek jangka pendek emas Tetap cenderung bullish, dengan Kesempatan mencapai level lebih tinggi Kalau tekanan terhadap USD berlanjut dan ketidakpastian Mendunia meningkat. Tetapi, volatilitas tetap menjadi Unsur yang harus diperhatikan oleh investor, karena perubahan sentimen pasar yang mendadak dapat memicu koreksi harga yang signifikan,” Terang Andy.

Mungkin Anda Menyukai