Liputanindo.id JAKARTA – Bank Indonesia menargetkan inflasi volatile food (komponen bergejolak) pada tahun ini terjaga dalam kisaran 5% walaupun kini harga beras sedang naik.
“Sejauh ini kita melihat memang ada kenaikan, tapi mudah-mudahan under control dan kita juga punya target untuk volatile food tersebut tidak jauh-jauh dari 5%,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S. Budiman Aida S. Budiman di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Ia menuturkan bahwa kisaran harga beras yang dijual di pasaran saat ini cukup jauh. Pihaknya mencatat bahwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) komoditas tersebut dijual seharga Rp12.947 per kilogram, sementara di Kalimantan Tengah, beras dibanderol mencapai Rp18.000 per kilogram.
Tingginya harga beras membuat inflasi volatile food mencapai 7,22% y-o-y pada Januari 2024
Aida mengatakan bahwa keadaan tersebut dipicu oleh fenomena El Nino yang mengakibatkan mundurnya musim hujan di berbagai daerah di Indonesia.
“Sekarang ini memang sudah ada yang masuk musim hujan di Indonesia, tapi baru 70%. Dibandingkan dengan tahun lalu, di bulan Januari itu sudah 77% (wilayah masuk musim hujan),” katanya.
Menurutnya, hal ini berdampak pada bergesernya periode tanam sehingga produksi beras terhambat.
Pemerintah pun memutuskan untuk melakukan impor beras agar cadangan beras pemerintah (CBP) dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Kondisinya CBP itu pada Februari sudah mencapai hampir 1,2 juta ton. Jadi artinya kecukupan pasokan itu ada,” ucap Aida.
Dengan pasokan yang memadai tersebut, pemerintah kemudian menyelenggarakan operasi Kukuhisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan menyalurkan bantuan pangan beras agar harga komoditas tersebut tidak semakin melonjak.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan terus membantu pemerintah memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi komoditas pangan melalui seluruh kantor perwakilan BI, terutama jelang Ramadan dan Idul Fitri yang tinggal beberapa minggu lagi.
“Tentunya upaya ini kita bekerja sama dengan Bapanas, kemudian juga dengan Kemendagri, terutama menghadapi Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional,” ujarnya. (HAP)