Harga Beras di Tasikmalaya Lalu Meroket

Harga Beras di Tasikmalaya Terus Meroket
Petani di Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Aceh, sedang memanen padi di sawah, Kamis (22/8/2024).(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

HARGA kebutuhan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, terus meroket. Salah satunya pada komoditas beras kualitas medium dan premiun lantaran ancaman gagal tanam akibat kekeringan. 

Kekeringan tersebut telah membuat pemilik penggilingan padi sulit mendapatkan gabah kering pungut (GKP) dan gabah kering giling (GKG).
Pemilik penggilingan padi, Dadang, 60, warga Ciwaswandi, Purbaratu mengatakan, harga beras di sejumlah pasar tradisional beberapa pekan terakhir telah mengalami kenaikan untuk kualitas medium dan premium.

Karena, kebutuhan gabah di tingkat petani mengalami kekosongan mengingat mereka baru tanam hanya ada beberapa petani bisa menggiling untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca juga : Harga Gabah dan Beras Makin Mahal, Tapi Kualitasnya Kagak baik

Cek Artikel:  Kabupaten Bandung Diguncang Gempa M3.2

“Demi kebutuhan gabah di tingkat petani saat ini mengalami kekosongan, karena semuanya telah melakukan masa tanam pada Juli dan Agustus. Tetapi, pada masa tanam tahun ini banyak lahan pertanian di berbagai daerah terancam kekeringan dan kondisinya waspada hingga berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran,” katanya, Kamis (22/8).

Ia mengatakan, kondisi ini sangat bertolak belakang dengan kondisi normal karena kebutuhan gabah kering biasanya selalu melimpah di tingkat petani di berbagai daerah.

“Kenaikan harga beras yang terjadi di pasaran karena hasil produksi gabah di setiap petani merangkak naik dan sekarang ini harga gabah kering giling (GKG) telah dijual Rp6.500 per kilogram menjadi Rp7.800 per kilogram, gabah kering pungut (GKP) Rp6.700 per kilogram. Tetapi, kenaikan yang terjadi berdampak pada harga beras terjadi di pasaran,” ujarnya.

Cek Artikel:  Aliansi Masyarakat Jawa Barat Kecam Tindak Kekerasan Aparat saat Unjuk Rasa di DPRD

Baca juga : Dua Pasar Legendaris di Depok Jadi Sarang Jin

Seorang pembeli, Dadang 50, warga Babakan Tempe mengatakan harga kebutuhan beras di sejumlah pasar tradisional sekarang ini belum ada perubahan dan membuat banyak pembeli mengeluh karena harganya belum normal.

Harga beras medium biasanya dijual Rp12 ribu naik Rp13 ribu, Rp13.500 per kilogram. Beras premium harganya merangkak naik dari Rp14 ribu, Rp15 ribu, hingga menjadi Rp16 ribu per kilogram.

“Kenaikan beras di pasaran sampai sekarang masih belum normal dan masyarakat memang sangat berharap agar harga bisa kembali turun ke harga semula seperti kualitas medium dan premium. Kenaikan, harga beras yang terjadi paling diuntungkan para pedagang, dan paling merugi petani setelah banyak lahan terserang hama wereng, burung pipit, dan tikus ditambah lagi musim kemarau telah melanda berbagai daerah,” paparnya. (AD/J-3)

Cek Artikel:  Menteri Yandri Diduga Promosikan Calon Pilkada Ketika Kunjungan di Lembang

Mungkin Anda Menyukai