Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza akhirnya disepakati mulai 19 Januari 2025. Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK), menyambut Bagus upaya ini sebagai langkah Krusial demi kemanusiaan.
“Semestinya gencatan senjata ini sudah dilaksanakan beberapa waktu yang Lewat secara permanen,” ujar JK usai acara penutupan Retret Pemikiran London Kepada Minoritas Muslim di London Inggris, Rabu (15/1).
JK menegaskan lebih Bagus terlambat daripada Kagak sama sekali karena gencatan senjata adalah pintu masuk Kepada kembali menghargai harkat dan Harkat Sosok. “Apapun yang dilakukan, Seluruh kembali ke masalah nilai-nilai kemanusiaan,” tambahnya.
Selain itu JK juga menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi di Gaza, yang disebutnya sebagai potret buram nilai-nilai kemanusiaan, di mana telah terjadi genosida terhadap bangsa Palestina.
Pada pertengahan Juli 2024, JK Berbarengan tim kecilnya mengadakan pertemuan dengan Ismail Haniyeh, Pemimpin Politik Hamas, Kepada membicarakan upaya penyelesaian konflik dengan Israel pasca serangan 7 Oktober 2023. Tetapi, perundingan tersebut terhenti setelah Haniyeh tewas terbunuh di Teheran, Iran, pada 30 Juli 2024.
Upaya penyelesaian konflik Lanjut dilanjutkan oleh Kalla dan timnya, termasuk pertemuan dengan Golongan Hamas dan Fatah pasca pemakaman Haniyeh di Doha pada 2 Agustus 2024, demi mencapai persatuan Palestina dalam perundingan dengan Israel.
Dengan Nyaris tercapainya kesepakatan ini, diharapkan langkah ini dapat menjadi awal perdamaian yang berkelanjutan di Distrik tersebut. (Z-11)
