Hadapi Potensi Gempa Megathrust, Bupati Cianjur Minta Penduduk tidak Panik

Hadapi Potensi Gempa Megathrust, Bupati Cianjur Minta Warga tidak Panik
Bupati Cianjur Herman Suherman meminta warga waspada tapi tidak panik menghadapi ancaman gempa megathrust(MI/BENNY BASTIANDY)

PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengharapkan masyarakat tak
menyikapi dengan panik potensi-potensi kegempaan yang diprediksi bisa
terjadi kapan saja. Termasuk dengan potensi megathrust yang sekarang ramai diperbincangkan.

Bupati Cianjur Herman Suherman, mengimbau masyarakat tetap harus
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi gempa. Karena itu, tak harus panik dengan berbagai informasi menyangkut prediksi potensi gempa.

“Prediksi itu memang dibarengi dengan ilmu pengetahuan. Tapi jangan panik. Allah SWT yang bisa mengubah segalanya. Tapi tetap waspada dan siap siaga,” kata Herman, Minggu (25/8).

Baca juga : 36.285 Rumah Rusak Terdampak Gempa Cianjur Peroleh Sokongan Stimulan Tahap Keempat

Kabupaten Cianjur punya sejarah kebencanaan yang sangat dahsyat. Gempa bumi bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022, memporakporandakan sebagian wilayah di Cianjur hingga ratusan jiwa meninggal dunia dan puluhan ribu rumah rusak.

Cek Artikel:  Guru di Cianjur Diduga Lakukan Kekerasan kepada Siswa

“Gempa waktu itu tidak pernah diprediksi sebelumnya. Jadi, bisa saja
bencana itu tak bisa diprediksi,” tuturnya.

Selain Sesar Cugenang yang berdampak dahsyat, tambah dia, Sesar Cimandiri juga perlu diwaspadai. Sesar yang membentang dari Sukabumi, Cianjur, hingga ke Kabupaten Bandung Barat itu merupakan patahan aktif yang sewaktu-waktu bisa bergerak.

Baca juga : Gandeng Baznas, Rumah Zakat, dan HDCI, TIKI Salurkan Sokongan untuk Korban Gempa Cianjur

“Mudah-mudahan tidak terjadi, tapi tetap harus waspada,” terang dia.

Upaya antisipasi perlu dilakukan sejak dini. Selain memitigasi, perlu juga mengedukasi masyarakat soal kontruksi bangunan rumah.

“Mulai sekarang, warga yang mau membangun rumah harus tahan gempa. Ini
untuk menghindari adanya korban luka ataupun jiwa akibat tertimpa bangunan rumah. Gempa di Cianjur dua tahun lalu, korban itu kebanyakan terluka dan meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan,” jelas Herman.

Cek Artikel:  Kisah Penjaga Palang Pintu Kereta, Dimarahi Penduduk Diganjar Penghargaan Polisi

Dia memandang perlu juga dilakukan pelatihan-pelatihan antisipasi gempa
bumi sejak dini kepada kalangan pelajar. Mereka perlu diedukasi cara
penyelamatan saat terjadi gempa bumi.

“Saya memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan di sekolah perlu ada
pembelajaran mengenai strategi apabila terjadi bencana alam. Termasuk bagi pelajar TK dan SD,” pungkasnya.

Mungkin Anda Menyukai