Gunung Berapi Terbesar di Dunia, Mauna Loa, Beri Peringatan Sebelum Meletus di 2022

Gunung Berapi Terbesar di Dunia, Mauna Loa, Beri Peringatan Sebelum Meletus di 2022
Letusan Mauna Loa pada 2022 mengungkapkan pentingnya mendeteksi tanda-tanda Pagi aktivitas vulkanik, yang dapat membantu memprediksi potensi letusan. (ABC News)

PARA ilmuwan Kagak Bisa memastikan Bilaman tepatnya sebuah gunung berapi akan meletus. Tetapi, mereka sering kali dapat mendeteksi tanda-tanda awal yang menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat. Hal ini terbukti pada Mauna Loa dua tahun Lampau.  

Mauna Loa, gunung berapi aktif terbesar di dunia yang terletak di Hawaii, memberikan pelajaran Krusial tentang bagaimana memahami tanda-tanda alam sebelum letusan besar terjadi.

Sekeliling dua bulan sebelum gunung ini memuntahkan lava Likuid yang bersinar jingga, para Spesialis geologi mendeteksi serangkaian gempa bumi kecil di Sekeliling kawasan tersebut. Selain itu, mereka juga menemukan tanda-tanda deformasi tanah, Ialah perubahan bentuk permukaan tanah akibat tekanan magma yang naik dari Rendah.  

Peningkatan aktivitas ini Membikin para Spesialis segera memberikan peringatan kepada penduduk Pulau Besar Hawaii. Mereka diminta Buat bersiap menghadapi kemungkinan letusan. Peringatan Pagi ini memainkan peran Krusial dalam melindungi masyarakat dari Akibat yang lebih parah.  

Studi terbaru yang dilakukan para peneliti terhadap lava Mauna Loa memberikan pegetahuan baru, tentang waktu dan pola pergerakan magma sebelum letusan terjadi. 

Cek Artikel:  Makin Meriah, Instagram Tambah Lebih dari 300 Stiker Baru Pada Fitur DM

“Gunung berapi itu rumit karena kita Kagak Bisa mengamati secara langsung apa yang terjadi di dalamnya – kita harus mencari tanda-tanda lainnya,” ujar Erik Klemetti Gonzalez, seorang Spesialis gunung berapi di Universitas Denison, yang Kagak terlibat dalam penelitian tersebut.

Menurut Kendra Lynn, seorang geolog dari Hawaiian Volcano Observatory, penggelembungan tanah dan peningkatan aktivitas gempa bumi disebabkan magma yang bergerak naik dari lapisan Rendah kerak bumi.  

Tekanan dari magma yang terkumpul di Rendah gunung semakin tinggi hingga akhirnya menembus batuan permukaan yang Renyah. Proses ini memicu letusan besar yang dimulai pada akhir November 2022. Setelah letusan terjadi, para peneliti mengumpulkan sampel batuan vulkanik Buat menganalisis komposisi kimianya.  

Penelitian menunjukkan Sekeliling 70 hari sebelum letusan, sejumlah besar magma bergerak dari kedalaman Sekeliling 3-5 kilometer  atau 1,9 mil hingga 3 mil di Rendah puncak gunung hingga mencapai kedalaman kurang dari 2 kilometer. Informasi ini sesuai dengan pengamatan tanda-tanda aktivitas vulkanik lain, seperti gempa bumi kecil dan deformasi tanah, yang terdeteksi oleh para Spesialis geologi.  

Cek Artikel:  Fitur Baru WhatsApp, Simpan Kontak Langsung dan Penggunaan Username Demi Tingkatkan Privasi

Letusan terakhir Mauna Loa sebelum 2022 terjadi pada tahun 1984, menjadikannya salah satu gunung berapi aktif yang cukup jarang meletus. Tetapi, keberadaannya tetap menjadi perhatian Istimewa karena potensi bahayanya yang sangat besar.  

Sebagian besar gunung berapi aktif di Amerika Perkumpulan terletak di Hawaii, Alaska, dan sepanjang Pantai Barat. Secara Dunia, Terdapat Sekeliling 585 gunung berapi yang dianggap aktif, menjadikannya ancaman potensial bagi banyak Daerah di dunia.  

Meskipun para ilmuwan belum Bisa memprediksi waktu Niscaya letusan, mereka telah berhasil Membikin prakiraan berdasarkan pola aktivitas sebelumnya. Ben Andrews, kepala program gunung berapi Dunia di Smithsonian Institution, menjelaskan prakiraan gunung berapi mirip dengan prakiraan cuaca. Keduanya memberikan probabilitas kemungkinan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan data yang tersedia.  

Cek Artikel:  Eksis 2 Gumpalan Raksasa Misterius di Rendah Benua Afrika dan Pasifik, Apa Itu

Data terbaru dari letusan Mauna Loa memungkinkan para peneliti Buat lebih memahami pola pergerakan magma dan tanda-tanda lain yang mengindikasikan letusan. Pengetahuan ini sangat Krusial Buat menyempurnakan metode prakiraan di masa depan, Kagak hanya Buat Mauna Loa tetapi juga Buat gunung berapi aktif lainnya di seluruh dunia.  

Seperti yang dijelaskan Erik Klemetti Gonzalez, seorang Spesialis vulkanologi Buat memahami pola letusan masa Lampau memungkinkan para ilmuwan Buat mencari tanda-tanda serupa di masa depan. Dengan begitu, mereka dapat memberikan peringatan lebih awal dan meningkatkan langkah-langkah mitigasi bencana.  

Walaupun letusan gunung berapi dapat menjadi bencana besar, kehidupan di Sekeliling gunung berapi tetap menjadi bagian tak terpisahkan bagi banyak masyarakat. Tanah vulkanik yang subur sering kali mendukung pertanian yang produktif, sementara sumber daya mineral dari gunung berapi memberikan manfaat ekonomi.  

Letusan Mauna Loa pada 2022 menjadi pengingat akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam membantu Mahluk menghadapi ancaman alam.  (ABC News/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai