Gumpalan Magma Besar di Dasar Olympus Mons Mars Dapat Picu Letusan Besar

Gumpalan Magma Besar di Bawah Olympus Mons Mars Bisa Picu Letusan Besar
Penelitian ungkap adanya gumpalan magma besar di bawah wilayah vulkanik Tharsis di Mars, yang dapat memicu letusan besar dari Olympus Mons, gunung tertinggi di tata surya. (Root)

GUMPALAN magma yang sangat besar dan luasnya lebih dari seribu mil, tiba-tiba berada di bawah wilayah vulkanik Tharsis di Mars. Magma itu diperkirakan suatu hari dapat memicu letusan besar dari Olympus Mons, gunung tertinggi di tata surya.

Dengan tinggi 13,6 mil (21,9 kilometer), Olympus Mons menjulang tinggi ke langit Mars hingga kalderanya menyembul keluar dari atmosfer Mars dan menuju ruang angkasa. Olympus Mons bergabung dengan tiga gunung berapi besar lainnya di wilayah Tharsis: 

  • Ascraeus Mons
  • Arsia Mons
  • Pavonis Mons. 

Segala gunung berapi ini sudah tidak aktif selama jutaan tahun, tapi hal ini bisa saja berubah, demikian menurut penelitian terbaru.

Baca juga : Kepribadianistik Delapan Planet dalam Tata Surya Kita

“Mars mungkin masih memiliki aktivitas yang bisa mempengaruhi permukaannya dan mungkin menciptakan fitur vulkanik baru,” ucap Bart Root, asisten profesor di Delft University of Technology di Belanda. Root menyampaikan temuan timnya pada Kongres Sains Europlanet di Berlin minggu lalu.

Cek Artikel:  9 Langkah Menghilangkan Iklan di HP yang Paling Dampaktif dan Lekas

Keempat gunung berapi itu terletak di atas tonjolan besar di Mars yang disebut Tharsis. Tonjolan ini berukuran 3.000 mil (5.000 km) dan menjulang 4 mil (7 km) lebih tinggi dari sekelilingnya. 

Dengan mempelajari secara seksama variasi kecil pada orbit beberapa satelit yang mengitari Mars, seperti Mars Express, Mars Reconnaissance Orbiter, dan ExoMars Trace Gas Orbiter. Root dan rekan-rekannya berhasil memetakan medan gravitasi mars. Mereka menemukan area di mana gravitasi mars lebih kuat, dan area di mana gravitasinya lebih lemah. 

Baca juga : Isi Tata Surya dan Pengelompokan Planet

Dengan menggunakan pengukuran seismik tentang ketebalan dan fleksibilitas kerak, mantel, dan bagian dalam mars. Melalui misi Mars InSight milik NASA, temuan baru ini menunjukkan betapa rumitnya distribusi massa di Mars. Alih-alih memiliki lapisan yang teratur seperti bawang, bagian dalam Mars ternyata lebih kental dan memiliki berbagai anomali dalam kepadatannya.

Cek Artikel:  Inilah 6 Perusahaan Software Development Outsourcing Terbaik di Indonesia

Tim Root menemukan, terdapat wilayah yang sangat luas dengan gravitasi yang lebih lemah, yang disebabkan oleh wilayah selebar 1.100 mil (1.750 km) dengan kerapatan yang lebih rendah di kedalaman 680 mil (1.100 km) di bawah Tharsis. 

Mereka menafsirkannya sebagai gumpalan besar magma yang perlahan-lahan bekerja naik dari bagian dalam planet mars, untuk suatu hari menghidupkan gunung berapi Tharsis lagi. 

Baca juga : Bakteri Tahan Hidup di Mars Hingga 280 Juta Pahamn

Tetapi, gumpalan ini bukan satu-satunya keanehan yang ditemukan tim Root dari peta gravitasi. Mereka juga menemukan lebih dari 20 struktur bawah permukaan misterius dengan berbagai ukuran.  Seperti yang menyerupai anjing, di bawah belahan utara Mars. 

Cek Artikel:  Mengungkap Asrar Harta Karun dari Asteroid Psyche Bernilai 100 Triliun

“Struktur misterius di utara Mars ini, bisa jadi berasal dari gunung berapi atau bisa juga dari material yang padat akibat tabrakan di masa lampau, Memang tidak ada jejak di permukaan mars. Tetapi, melalui data gravitasi, kita dapat melihat sejarah tua dari belahan utara Mars” kata Root. 

Demi mempelajari lebih lanjut tentang fitur-fitur misterius ini, diperlukan misi baru. Root adalah bagian dari tim yang mengusulkan misi Martian Quantum Gravity (MaQuls), yang akan memetakan medan gravitasi Mars secara rinci dari orbit. 

Lisa Wörner, seorang peneliti di German Aerospace Center, mengatakan “pengamatan dengan MaQuls akan membantu kita menjelajahi permukaan Mars dengan lebih baik. Ini akan memberi kita lebih banyak informasi tentang fitur-fitur tersembunyi, proses konveksi mantel yang sedang berlangsung, serta memahami perubahan musim di atmosfer dan keberadaan air tanah.” (space/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai