Greysia Polii Bangga Indonesia Raih Dua Emas di Olimpiade Paris 2024

Greysia Polii Bangga Indonesia Raih Dua Emas di Olimpiade Paris 2024
Mantan atlet bulu tangkis Indonesia Greysia Polii(Instagram @greyspolii)

INDONESIA mencetak sejarah baru dengan meraih dua medali emas pada dua cabang olahraga yang sebelumnya belum pernah menyumbangkan medali emas di panggung Olimpiade.

Dua emas tersebut diperoleh Veddriq Leonardo dari nomor speed panjat tebing dan Rizki Juniansyah dari cabang angkat besi kelas 73 kilogram putra.

Mantan atlet bulu tangkis Indonesia yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 Greysia Polii merasa sangat haru dan bangga melihat ada berbagai terobosan besar dalam olahraga Indonesia di panggung dunia, meski pada olimpiade tahun ini bulu tangkis Indonesia harus puasa medali emas.

Baca juga : Perpisahan Greysia Polii dari Bulu Tangkis Digelar saat Final Indonesia Masters 2022

“Hari ini, 8.8.2024, akhirnya Indonesia dapat 2 medali emas dari cabang panjat tebing dan angkat besi!!!,” ungkap Greysiadi, dikutip dari akun X pribadinya, Sabtu (10/8).

Melalui akun X, Greysia mengungkapkan dirinya banjir air mata saat melihat prestasi luar biasa ini, terutama karena emas yang diraih bukan berasal dari cabang bulu tangkis, yang selama ini menjadi andalan Indonesia di kancah Olimpiade 2024.

Cek Artikel:  Leclerc dan Ferrari Cukup Kesulitan di Sirkuit Zandvoort

“Gimana aku gak nangis banjir melihat prestasi olahraga Indonesia yang semakin maju ini! Puji Tuhan Terima Kasih para pemimpin Indonesia yang dari saat itu melayani pakai hati hingga saat ini,” kata Greysia dengan penuh haru.

Baca juga : Medali Emas Olimpiade Rupanya bukan Emas Murni, Ini Faktanya

Perempuan 36 tahun mengatakan menjadi peraih medali emas Olimpiade adalah impian setiap atlet tetapi untuk mendapatkannya, membutuhkan perjuangan dan komitmen yang tinggi. 

Ia pun mengenang masa-masa sulit ketika dirinya harus didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012, sebuah pengalaman pahit yang membuatnya merasa ditinggalkan dan tersisih.

“Mengertin 2012 setelah aku didiskualifikasi dari Olimpiade London. Bpk. Erick Thohir (CDM) & bpk. Alm Djoko Santoso (Ketum PBSI) menemuiku dan berkata ‘Greys, kalau kita melawan peraturan IOC sekarang, bulu tangkis akan terancam tidak akan dipertandingkan di Olimpiade-Olimpiade berikutnya’,” kenangnya.

Cek Artikel:  Rekrutmen dan Pembinaan Jadi Hal Krusial agar Atlet Berprestasi

Baca juga : Rizki Juniansyah Raih Emas, Pengembangan Atlet Bilangant Besi Nasional tidak Sia-Sia

Peraih medali emas pada Olimpiade 2020 itu menjelaskan, kala itu, cabang olahraga bulu tangkis menjadi satu-satunya yang diharapkan untuk menyumbang emas.

“Mereka menyampaikan sambil meneteskan airmata ‘Kalau sampai bulu tangkis diadakan, Indonesia mau berharap dari cabang olahraga mana lagi di Olimpiade?” Kami semua terpukul, ini cambukan buat kami para pemimpin bangsa ini. Minta sabar ya Greys, mari kita sama-sama bangkit untuk Indonesia’,” katanya.

Momen tersebut meninggalkan bekas mendalam bagi Greysia. Meski awalnya ia merasa sangat sakit hati dan sedih, demi kebaikan bersama semua pihak, Greysia pun mengalah untuk rehat dari perhelatan olahraga global tersebut.

Baca juga : Viktor Axelsen Sukses Pertahankan Medali Emas Olimpiade

“Dalam hati dengan perasaan yang masih tidak terima dan juga masih mikirin logika, aku bertanya kepada diri sendiri. Jadi, aku yang dikorbankan? Sebagai bangsa yang besar, masa hanya bulu tangkis yang mampu sumbang medali emas? Nggak Dapat, nggak bisa kayak gini terus,” ungkapnya.

Cek Artikel:  Perubahan Angin di Paris Jadi Tantangan Atlet Para Panahan Indonesia

Meski tidak mengikuti ajang Olimpiade 2012, ia tak pernah berpikir untuk gantung raket melainkan terus berjuang dan berlatih untuk meraih prestasi di olimpiade-olimpiade selanjutnya.

“Dari situ aku bertekad untuk bisa balas dengan prestasi diriku di bulu tangkis dan ikut berdoa, turut support agar cabang olahraga yang lain di Indonesia terus maju,” imbuhnya.

Greysia menambahkan bahwa dirinya tidak merasa sakit hati dengan kata-kata Erick Thohir dan Djoko Santoso, melainkan pada keadaan dirinya. Ia justru berterima kasih kepada mereka karena ikut bertanggung jawab atas kegagalan tim Indonesia dan tidak tinggal diam.

“Saya sakit hati sama keadaan yang menimpa saya saat itu. Tetapi, kita bisa lihat semua, selalu akan ada hasil akhir yang baik,” tulisnya. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai