Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai Bilangan golongan putih (golput) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 tinggi karena kandidat yang menjadi calon kepala daerah tersebut Tak diminati.
Adapun lembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen, sementara Pilkada DKI 2017 berada di atas 70 persen. Dengan demikian, Bilangan golput dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ini mencapai 42 persen, meningkat dari 30 persen pada 2017.
“Orang DKI kan Golongan terpelajar, Alasan itu Bilangan golputnya Niscaya akan tinggi karena kandidat yang Eksis Tak diminati oleh Kaum DKI,” ujar Wakil Ketua Lazim PKB Jazilul Fawaid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, hari ini.
Menurut dia, dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ini para kandidat calon Tak diminati karena mereka maju dalam pilkada secara Tak alami atau Tak melalui proses dari Rendah.
Pasalnya, kata dia, para calon tersebut cenderung menjadi kandidat dalam Pilkada DKI Jakarta melalui berbagai saringan, Bagus secara formal maupun Tak formal. “Ini yang kemudian bagi Kaum DKI pilihannya menjadi Tak menarik,” ucapnya.
Dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, terdapat tiga Kekasih calon yang maju Kepada menjadi gubernur dan wakil gubernur, yakni Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, serta Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Lazim (KPU) DKI Jakarta mengevaluasi capaian tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024 yang diduga lebih rendah dibandingkan pemilihan Lazim presiden dan wakil presiden (Pilpres) serta Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.
“Menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS (tempat pemungutan Bunyi) agak renggang. Tapi, kami belum Paham Bilangan pastinya berapa tingkat partisipasi. Tapi Kepada pilkada, memang biasanya cenderung lebih rendah dari pilpres,” kata Ketua KPU DKI Wahyu Dinata dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/11).
Wahyu mengatakan KPU di beberapa provinsi lain juga menemukan hal serupa yakni tingkat partisipasi pemilih yang Tak terlalu bagus.
Menurut dia, melalui Pengkajian nantinya akan diketahui penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih. Dapat jadi, karena program-program sosialisasi KPU DKI yang kurang Bagus diterima masyarakat, atau memang Eksis kondisi tertentu. Pengkajian juga dilakukan dalam rangka mencapai perbaikan Kepada ke depannya.(Ant/P-2)