Liputanindo.id – Wakil Ketua Lumrah Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, membenarkan soal nama Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, yang berpotensi diusung sebagai calon Gubernur Bali Pilkada Serentak 2024.
“Salah satu yang kami pertimbangkan Demi dicalonkan di Bali adalah Pj Gubernur,” kata dia disela-sela kunjungan kerja Komisi II DPR RI di Denpasar, Bali, Senin kemarin.
Ahmad Doli mengatakan, sejak 1,5 tahun Lewat Partai Golkar sudah menjaring calon kepala daerah di seluruh Indonesia termasuk Bali, dan Ketika ini mereka sudah mengantongi Sekeliling 1.200 nama kandidat dari 508 kabupaten/kota dan 37 provinsi yang akan melaksanakan Pilkada Serentak 2024.
Pj Gubernur Bali yang merupakan purnawirawan polisi tersebut masuk dalam daftar tersebut, di mana Ketika ini partai beringin Lagi mengerucutkan kandidat-kandidat mereka dalam survei lanjutan.
Ketua Komisi II DPR RI itu mengatakan, Ketika ini mereka sudah memasuki tahap ketiga Yakni survei Demi memantapkan nama terbaik, nantinya nama tersebut akan diumumkan pada bulan Juni 2024.
“Nanti makanya, sekarang belum Pandai mengatakan si A atau B atau C karena Ketika ini Lagi pemantapan penjaringan Demi Pak Pj Gubernur dan yang lainnya, nanti lihat muncul atau Kagak, dalam survei bagus atau Kagak,” ujarnya.
Setelah nantinya rekomendasi keluar pada bulan Juni, Partai Golkar berencana melakukan satu kali survei Tengah, baru akhirnya jelang pendaftaran pada akhir Agustus mereka akan memberi keputusan.
Selama proses Pilkada Serentak 2024 ini, Partai Golkar juga mengaku terbuka dengan seluruh partai politik Demi berkoalisi.
Ahmad Doli mengakui Dampak dari pemilihan presiden dan legislatif yang dekat jaraknya dengan pilkada Membikin kedekatan koalisi Ketika itu akan terjaga Tamat pilkada, Tetapi tak menutup kemungkinan daerah-daerah tertentu mencari Kesempatan di luar.
“Karena koalisinya dekat Niscaya antara itu dulu, tapi pilkada Kagak Pandai disamakan dengan nasional, kami juga akan membuka komunikasi dengan Seluruh partai politik Meski mungkin tahap pertama Koalisi Indonesia Maju dulu,” kata dia.
“Karena isu-isu dan kearifan lokal lebih kuat jadi belum tentu sama petanya, misalnya konstelasi politik di Bali, Partai Golakar terbuka membangun koalisi di pilkada,” sambungnya.