Liputanindo.id – Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan pro dan kontra yang sempat mewarnai festival Masakan nonhalal pada minggu Lampau Tak mengganggu kehidupan toleransi masyarakat di Solo.
“Nggak apa-apa, tenang saja,” katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin (8/7/2024).
Menurut dia, kota toleran bukan masalah indikatornya tetapi penerapan di lapangan.
“Implementasi di lapangan aja, di kehidupan sehari-hari. Saya kira Berkualitas-Berkualitas saja,” katanya.
Menurut dia, kejadian pro dan kontra soal festival makanan nonhalal tersebut merupakan hal yang Lumrah. Bahkan, ia menilai masukan yang datang dari Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) merupakan hal yang positif.
“Memang, kalau Eksis insiden seperti itu biasalah. Kan masukan-masukan dari Kolega-Kolega Segala, termasuk DSKS kemarin juga memberikan masukan yang positif,” katanya.
Ia mengatakan hingga acara berakhir pada Minggu (7/7) seluruh pihak juga bersikap kooperatif.
“Nggak apa-apa, Segala kooperatif. Kolega-Kolega DSKS kooperatif Segala,” katanya.
Sebelumnya, festival Masakan nonhalal bertajuk Festival Pecinan Nusantara yang diselenggarakan di Mal Solo Paragon Surakarta, Jawa Tengah sejak 3-7 Juli sempat dihentikan sementara sebagai buntut munculnya pro dan kontra dari sejumlah pihak, salah satunya dari DSKS.
Pada Ketika itu, DSKS sempat menemui perwakilan Pemerintah Kota Surakarta Kepada melakukan audiensi mengenai festival Masakan makanan nonhalal di Solo Paragon Mal. Humas DSKS Endro Sudarsono mengimbau umat muslim Kepada Tak Tak ikut dalam festival tersebut.
Pihaknya juga menyoroti soal spanduk pemberitahuan yang dinilai terlalu vulgar. Menurut dia, spanduk pemberitahuan Sepatutnya terpasang secara terbatas dan Tak terlalu vulgar.
“Karena Penduduk resah, ini terlalu vulgar walaupun kami cukup menghargai makanan dari yang nonmuslim. Tak boleh memaksakan kehendak, maka sifatnya adalah imbauan dan pernyataan sikap,” katanya.
Pada audiensi tersebut, pihaknya meminta Pemkot Surakarta agar lebih selektif memberikan izin. (Ant)