ILMU komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana informasi, pesan dan komunikasi dipahami, diproduksi, disampaikan dan dikonsumsi dalam berbagai konteks sosial, budaya dan teknologi.
Perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan digitalisasi, telah membawa perubahan mendasar dalam cara kita berkomunikasi. Ilmu komunikasi, yang bersifat multidisiplin dan dinamis, relevan dalam menghadapi perubahan teknologi informasi di era digital.
James W Carey menggambarkan aspek ritualistik dan hubungan komunikasi perkembangan komunitas. Ilmu komunikasi adalah studi tentang bagaimana pesan dan makna disebarkan, diterima, dan diinterpretasikan dalam konteks budaya yang berbeda.
Ini mencakup pemahaman tentang nilai-nilai, norma, simbol-simbol, dan praktik budaya yang membentuk komunikasi. Dalam konteks ini, ilmu komunikasi memandang media sebagai cermin budaya yang mencerminkan dan membentuk realitas sosial. (Baldwin: 2004)
Perubahan dalam teknologi media, platform, dan cara kita mengakses informasi telah mengubah lanskap media secara mendasar. Hal ini juga mempengaruhi cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan mengonsumsi informasi.
Dalam konteks ini, konsep mediamorfosis menjadi sangat penting. Mediamorfosis merupakan gagasan bahwa media tidak bersifat statis, melainkan berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Mediamorfosis
Media mengalami beberapa tahap perubahan, transformasi bahkan bermetamorfosis. Fidler (2003) menyebut fase perkembangan media dengan nama mediamorfosis. Henry Jenkins, teoritikus konvergensi menggambarkan bagaimana media konvensional dan digital bertemu dalam budaya konvergensi.
Jenkins mendefenisikan konvergensi sebagai proses penyatuan yang terus menerus terjadi antara berbagai bagian media seperti teknologi, industri, konten dan khalayak.
Konvergensi adalah proses akibat adanya sedikit kesamaan antara penyiaran, film, percetakan, dan industri komputer. Konvergensi adalah persilangan alur atau kombinasi yang menghasilkan transformasi pada setiap pemusatan atau penyatuan teknologi, seperti penciptaan teknologi dan penyatuan baru. Kompleksitas merupakan akibat proses konvergensi (Fidler, 2003).
Mediamorfosis, yang dikenal juga dengan sebutan evolusi media atau transformasi media, merupakan sebuah konsep yang mempunyai peran penting dalam kajian ilmu komunikasi. Peran tersebut dapat menggambarkan perubahan drastis dalam dunia media dan komunikasi yang terjadi sebagai respons terhadap kemajuan teknologi, perubahan perilaku konsumen, dan evolusi cara kita berinteraksi dengan informasi dan hiburan.
Di era digital, komunikasi lebih sering terjadi melalui saluran-saluran dan media digital seperti media sosial dan lain. Komunikasi yang lebih dikenal sebagai digital mediated communication membuka peluang besar bagi munculnya identitas virtual. (Horst & Hitters, 2020)
Dalam identitas virtual dimungkinkan muncul identitas yang tidak sesuai fakta riil. Komunikasi dan interaksi identitas-identitas virtual tersebut menghadirkan sebuah ruang maya yaitu cyberspace, yang mana di dalamnya berkumpul identitas-identitas virtual dengan ketertarikan atau kepentingan yang sama, yang dikenal sebagai cyber community.
Dalam cyber community itulah dapat melahirkan budaya-budaya baru yang cenderung berorientasi kehidupan digital (virtual), yang sama sekali berbeda dengan kehidupan nyata. (Jouët, 2018)
Orasi ini mengkaji lanskap mediamorfosis digunakan dua pendekatan teoritis utama yaitu, pendekatan social construction of technology (SCOT) dan pendekatan cultural studies.
Konsekuensi dari perubahan media, SCOT memungkinkan kita untuk merefleksikan perubahan media dari berbagai sudut pandang. Dalam konteks era digital, ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi perubahan dalam teknologi media dapat mempengaruhi interaksi sosial, citra diri, dan pengalaman individu. (Powell et al., 2018)
Terkait dengan pengaruh dan partisipasi publik, SCOT menekankan peran penting masyarakat dalam membentuk teknologi dan media. Di era digital, masyarakat memiliki platform yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam proses perubahan media.
SCOT membantu kita memahami bagaimana pengaruh dan partisipasi publik dapat mempengaruhi perkembangan media digital. Misalnya, regulasi keamanan data atau hukum privasi dapat mempengaruhi perkembangan aplikasi digital. (Steensen et al., 2020)
Dalam pandangan SCOT, makna dibentuk oleh masyarakat dan pengguna. Media digital tidak memiliki makna baku yang telah ditentukan sehingga memberikan peluang kontestasi makna sedemikian rupa.
Dalam mediamorfosis, ini berarti bahwa makna dan penggunaan teknologi dan media digital dapat berubah seiring berjalannya waktu. Misalnya, media sosial awalnya digunakan untuk interaksi sosial, namun kemudian berkembang menjadi alat politik atau komersial. (Makanan kenikmatan & Topcu, 2020)
Berkaitan dengan kontestasi makna pertimbangan analisis kekuasaan menjadi lebih penting karena pengawasan atas platform digital dan data memiliki dampak besar terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat. SCOT membantu mengungkap bagaimana kekuasaan dan politik mempengaruhi perkembangan teknologi dan media.
Ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi siapa yang memiliki kendali atas teknologi, dan bagaimana keputusan diambil dalam proses perubahan media teknologi. (Ng, 2018)
Memaknai teknologi
Dengan memahami lebih dalam bagaimana teknologi dan media digital dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya, maka peran SCOT dapat digunakan mengusung aspek etis, agar kita dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi dampak negatif, seperti masalah privasi, diskriminasi, atau ketidaksetaraan akses. (Sihabudin, 2017)
Interaksi kompleks antara faktor sosial, budaya, dan ideologi, sebagai aktor aktif dalam membentuk, menggunakan, dan memaknai teknologi. Pandangan ini, dalam konteks mediamorfosis, memainkan peran penting untuk mengidentifikasi serta menjelaskan perubahan media dan teknologi dalam ekosistem industri digital. (Makanan kenikmatan & Topcu, 2020)
Identifikasi tersebut mencakup perkembangan media digital seperti platform sosial, streaming video, perangkat pintar, dan lainnya.
Di sisi yang berbeda, SCOT dapat juga menjelaskan penyebaran, penggunaan dan penerimaan masyarakat dalam mengadopsi penggunaan teknologi dan media. Dalam proses adopsi tersebut, nilai sosial dan budaya seperti tren, kebutuhan, serta aksesibilitas memiliki peran besar. Peran ini tampak pada cara teknologi digunakan dalam pekerjaan, komunikasi, hiburan, dan sebagainya.
Bagaimana masyarakat menerima, menggunakan, dan menyebarkan teknologi membuka peluang munculnya dampak serta evolusi bagi teknologi itu sendiri. Penerimaan dan penggunaan teknologi dalam pekerjaan atau interaksi sosial membawa konsekuensi (dampak) pada pergeseran konsumsi media dan sektor ekonomi terkait.
Berdasarkan perspektif SCOT, kita dapat memahami teknologi terus berkembang, berubah, dan berevolusi sebagai produk konstruksi sosial yang terus berlanjut.
Perubahan dalam media dan teknologi sebagai hasil dari interaksi sosial yang kompleks, menggambarkan relevansi pendekatan SCOT dalam membantu memahami dinamika perubahan teknologi dan media dalam ekosistem industri digital.
Pendekatan SCOT membantu memahami bagaimana ekosistem industri digital terbentuk, berubah, dan mempengaruhi masyarakat, serta mengapresiasi peran faktor sosial, budaya, dan interaksi manusia dalam proses ini.
Pendekatan cultural studies
Pendekatan cultural studies yang memungkinkan kita menggali bagaimana representasi media dan budaya populer mempengaruhi persepsi, norma, dan nilai-nilai yang terkait dengan mediamorfosis (perubahan dalam media dan budaya populer. (Jhally, 2016)
Pendekatan cultural studies adalah pendekatan interdisipliner yang mengeksplorasi bagaimana budaya, media massa, dan ideologi mempengaruhi pembentukan identitas individu dan kolektif dalam masyarakat. (Alexander, 2009)
Pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi representasi media dan budaya populer terkait mediamorfosis seperti program TV, film, iklan, musik, situs web, dan bentuk-bentuk media lain yang mencerminkan perubahan dalam budaya dan teknologi. (Dean, 2014)
Identifikasi tersebut dapat juga menjelaskan bagaimana media mempengaruhi norma dan nilai sosial dalam masyarakat. Analisis representasi media mencakup pula cara media mengkomunikasikan perubahan teknologi dan teknologi baru, serta cara masyarakat merespons serta memandang etika penggunaan teknologi tersebut dengan kebijakan yang relevan.
Dalam upaya kita memahami representasi media dan budaya populer dalam mediamorfosis menbawa konsekuensi pada pemikiran dan tindakan individu atau masyarakat, pendekatan cultural studies memiliki relevansi, khususnya terkait dengan perubahan teknologi.
Pendekatan cultural studies memungkinkan kita untuk mendalami dan menguraikan bagaimana media dan budaya populer tidak hanya mencerminkan, tetapi juga membentuk persepsi dan nilai-nilai yang terkait dengan mediamorfosis.
Ini membantu kita untuk memahami bagaimana budaya dan teknologi saling terkait dan bagaimana media menjadi penengah penting dalam proses ini. (Davis, 2005)
Cultural studies memungkinkan kita untuk menganalisis bagaimana media merepresentasikan realitas sosial, budaya, dan politik. Ini membantu dalam mengidentifikasi stereotip, bias, dan narasi-narasi tertentu yang mungkin muncul dalam media. Dalam era mediamorfosis, ketika media terus berubah, cultural studies membantu kita mengikuti perubahan dalam representasi budaya dan sosial. (Burton, 2008)
Di era digital, cultural studies membantu dalam memahami bagaimana platform media sosial dan teknologi lainnya dapat memengaruhi dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat. (Weissenrieder & Fairclough, 1997)
Cultural studies adalah alat yang kuat untuk menganalisis mediamorfosis karena pendekatannya yang fleksibel dan interdisipliner. Ia menghubungkan budaya, media, dan kekuasaan dalam sebuah kerangka kerja yang memungkinkan kita untuk memahami dinamika kompleks di balik perubahan media dan bagaimana media berperan dalam membentuk budaya dan masyarakat kita.
Interaksi kompleks
Di sisi lain, lanskap mediamorfosis adalah hasil dari interaksi kompleks antara teknologi, masyarakat, dan budaya, dan merupakan inti dari perubahan yang kita alami dalam era digital ini. (Gillpatrick, 2019)
Berikut adalah gambaran lanskap mediamorfosis sebagai perubahan yang terus-menerus dalam yang terus berkembang di era digital; kehadiran platform streaming video, media sosial mempengaruhi berita, perkembangan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), proliferasi podcast, konvergensi media, berita algoritmik, dampak kecanduan media sosial, pertumbuhan e-sport, peningkatan isu privasi, dan pendekatan interaktif dalam pemasaran.
Lanskap mediamorfosis, secara keseluruhan, membantu kita untuk memahami perubahan yang terjadi dalam ekosistem media dan teknologi. Ini adalah alat penting untuk merespons dan mengadaptasi diri terhadap perkembangan media yang cepat dan perubahan budaya yang terus berlangsung.
Lanskap mediamorfosis di era digital memperlihatkan demokratisasi konten yang dinamis dari para aktor baik manusia dan non manusia yang berbasis artifisial intelligence
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengelola konten secara bijaksana. Perlu upaya preventif agar relasi kuasa kapitalis yang dimanifestasikan melalui semangat monetisasi tidak mendegrasi budaya masyarakat, terhindar dari konflik yang dapat menstimuli berbagai patologi sosial.
Pada titik inilah pentingnya kesadaran individu dan masyarakat tentang pemahaman atas konstruksi realitas sosial di era digital. Kesadaran menjadi semakin penting manakala mediamorfosis terus menghadirkan perubahan dan tantangan. Pemahaman komprehensif atas konstruksi realitas sosial yang terbentuk merupakan faktor penting menghadapi pesatnya perubahan dan tantangan di dunia digital.
Disarikan dari orasi pengukuhan Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana pada Sidang Senat Terbuka Universitas Mercu Buana dalam rangka pengukuhan Guru Besar UMB Prof Dr Drs Ahmad Mulyana, M.Si, Senin (30/10/2023)