Generasi Muda Menatap Masa Depan, Indonesia Emas atau Cemas

Generasi Muda Menatap Masa Depan, Indonesia Emas atau Cemas
Indonesia Emas 2045 adalah visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang makmur, adil, dan berdaulat(Dok)

INDONESIA Emas 2045 adalah visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang makmur, adil, dan berdaulat pada ulang tahun kemerdekaannya yang ke-100. Visi ini mencakup berbagai dimensi pembangunan manusia yang holistik dan berkelanjutan. Dalam menuju Indonesia Emas, selain pembangunan infrastruktur, juga perlu menyiapkan generasi muda yang mumpuni dalam hal Sumber Daya Mahluk (SDM).

Di balik visi baik tersebut, terdapat banyak tantangan yang dapat mengancam ketercapaian indikator Indonesia Emas 2045, khususnya di kalangan generasi muda sebagai penentu kesuksesan visi tersebut. Beberapa aspek penting dari visi ini adalah ekonomi, kualitas sumber daya manusia, dan pendidikan. Tetapi, data terbaru yang dirilis oleh BPS mengungkapkan bahwa 9,9 juta Gen Z di Indonesia menganggur atau termasuk dalam istilah NEET (Not in Education, Employment, or Training). Definisinya, lapangan pekerjaan yang menjadi faktor penting penentu masa depan kelompok muda juga masih menjadi tantangan serius – yang pada akhirnya term Indonesia Emas seringkali diplesetkan menjadi Indonesia Cemas.

Dalam merespon hal tersebut, Muda Bicara ID berkolaborasi dengan Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) menyelenggarakan Bincang dan Pentas Aspirasi dengan tajuk “Muda Bicara Indonesia Emas”. Agenda yang mengangkat tema “Generasi Muda menatap Masa Depan, Indonesia Emas atau Cemas” ini diselenggarakan pada Jumat (30/8) bertempat di Kotak Cafe Tebet, Jakarta Selatan.

Cek Artikel:  Upaya Menggagalkan Muktamar PKB Kandas, Cak Imin Mulus jadi Ketum Tengah

Baca juga : 10 Mengertin Jokowi, Wamenkeu: Kemiskinan Berkurang, Kelas Menengah Naik

Melalui keterangannya. Koordinator Lumrah KISP, sekaligus Founder Muda Bicara ID, Moch Edward Trias Pahlevi dalam sambutan pengantarnya menyoroti terkait upaya mewujudkan Indonesia emas yang memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni, di mana dari jumlah generasi muda yang hampir 187 juta jiwa, namun hanya 11 persen anak muda yang bisa mengakses bangku perguruan tinggi.

“Terdapat pekerjaan rumah besar kita untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, khususnya di sektor akses pendidikan. Apabila tidak diselesaikan maka program Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai,” terang Edward.

Edward menambahkan, agenda ini bertujuan untuk menjadi titik temu Gen Z dan pemangku kebijakan dan aktor politik, sehingga terjadi pertukaran gagasan yang dapat mendorong kebijakan yang lebih baik ke depan. “Ini juga sebagai upaya memangkas gap antara anak muda dan politik, yang kini semakin berjarak,” tambah Edward.

Cek Artikel:  Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi Kaesang Kalau Dibiarkan bisa jadi Modus TPPU

Baca juga : 79 Mengertin Indonesia: Serempak Meraih Sukses untuk Nusantara Baru Indonesia Maju

Talkshow yang dihadiri sekitar 50 orang muda dari berbagai komunitas ini juga menghadirkan pembicara yang meliputi Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia DKI Jakarta sekaligus Member Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina. Juga menghadirkan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem, Siar Anggretta Siagian. Juga Asisten Tenaga Spesialis Kementerian PPN/Bappenas, Azka Abdi Amrurobbi.

Pada agenda yang dimoderatori oleh Muhammad Iqbal Khatami ini, Siar Angretta Siagian menyoroti bahwa dalam posisioning kelompok muda di visi Indonesia emas adalah dimulai dari mental dari diri sendiri. “Terdapat dua poin penting dalam visi ini, pertama bekali diri sendiri dengan skill, kapasitas, dan mental profesional. Kedua, penting untuk anak muda berpartisipasi dalam politik,” tegas Siar.

Siar menambahkan Partai Politik juga harus didorong untuk inklusif terhadap kelompok muda. “Di partai Nasdem, kita ada divisi khusus pemilih pemula, dan di kantor kita ada program Nasdem Tower Tour untuk mendekatkan diri dengan para kelompok muda,” tambah Siar.

Cek Artikel:  Ini Peran Dua Teroris Grup JAD yang Ditangkap di Bima

Baca juga : Sun Life Indonesia Sediakan Wadah bagi Kaum Muda Hadapi Dunia Kerja

Sementara itu, Elva yang sudah berkiprah di legislatif menyoroti bahwa tantangan kelompok muda saat ini memang sangat kompleks. “Bukan heran jika hari ini bisa disebut sebagai Indonesia cemas, bukan menakut-nakuti namun kita harus sadar situasi agar dapat bersiap,” ungkap Elva.

Meski begitu, Elva mengungkap bahwa penting kelompok muda sadar akan politik dan berpartisipasi. “Ketika ini, kita sedang mendorong bagaimana Musrembang (Musyawarah Rencana Pembangunan) ada yang khusus untuk anak muda,” ungkap Elva.

Karena, menurutnya keterlibatan kelompok muda cukup minim, contohnya saat reses. Sehingga, agenda-agenda semacam ini menurutnya penting untuk momentum konsolidasi kelompok muda untuk berkontribusi terhadap berbagai macam masalah.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Azka Abdi Amrurobbi, bahwa jangan sampai kelompok muda buta terhadap politik dan berakibat buta juga terhadap berbagai permasalahan yang mengancam. “Kita harus sepakati bahwa buta yang terburuk adalah buta politik, padahal segala lini kehidupan kita diatur oleh politik,” pungkas Azka.(Z-8)

Mungkin Anda Menyukai