KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus mendorong generasi milenial untuk mampu dan peduli terhadap produk pertanian. Salah satunya melalui Indonesian Millenial for Modern Agriculture Corporation (IMMACo) dan kegiatan MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat). Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan manajemen agribisnis dan korporasi guna meningkatkan produktivitas serta daya saing petani melalui pembentukan kelembagaan ekonomi berbasis korporasi.
“Program IMMACo ini adalah salah satu Langkah Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dalam mendukung program PAT yang ada di lahan rawa,” kata Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti, Selasa (10/9).
Baca juga : Kementan Berikan Donasi kepada Para Petani Muda di Daerah
Implementasi program IMMACo direncanakan akan dilaksanakan 10 (sepuluh) Provinsi yang tersebar di wilayah Indonesia, satu di antaranya dilaksanakan di Kalimantan Tengah.
Hasil analisis geospasial wilayah Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa AOI kawasan seluas 770.600 ha. BBSDLP melakukan analisis geospasial lanjutan antara peta AOI dengan peta lahan rawa dan peta lahan gambut, hasilnya menunjukkan bahwa dari 770.600 ha tersebut terdiri dari rawa lebak 473.501 ha dan rawa pasang surut 269.451 ha atau terdiri dari 419.682 ha tanah mineral dan 350.918 ha tanah gambut.
Selain itu juga nilai total perkembangan luas lahan panen di Kalimantan Tengah pada Mengertin 2022 di kisaran 108,23 Ribu hektar dengan total perkembangan produksi padi mencapai 343,93 ribu ton GKG (gabah kering giling.
Baca juga : 75 Petani Muda Terpilih Jadi Nominee Young Ambassador Agriculture
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan lahan tanam dalam waktu dekat. Menurutnya, dengan optimalisasi lahan rawa, diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman serta produktivitas.
Direncanakan mahasiswa MSIB yang akan mengikuti kegiatan IMMACo berjumlah 350 mahasiswa akan disalurkan pada 2 (dua) wilayah Kabupaten Kapuas, diantaranya Kecamatan Kapuas Murung dan Kecamatan Dadahup.
Menurut rencana mobilisasi peserta tahap awal akan serentak dilaksanakan pada tanggal 15 -16 September 2024 bagi mentor.
Baca juga : Kementan Dorong Petani Muda Berkolaborasi Perkuat Jejaring Bisnis
Selama mengikuti program MSIB, peserta akan mendapatkan beberapa pengetahuan di antaranya pengembangan produksi padi terpadu, pengelolaan lahan, agribisnis komoditas padi, pemberdayaan petani berbasis korporasi, teknologi mekanisasi pertanian modern, dan leadership program.
Dalam rangka mempercepat implementasi program, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian melakukan kunjungan kerja dan koordinasi bersama dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, BPP Dadahup, BPP Kapuas Murung, Gabungan Golongan Pertanian (Gapoktan), dan Pengelola Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA).
Dalam kunjungannya ke wilayah pelaksanaan MSIB dan program IMMAco, turut didampingi oleh Kepala SMK PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso beserta tim Detasering lahan, selaku koordinator wilayah kerja program tersebut.
Baca juga : Kementan Sosialisasikan Industri Pertanian ke Calon Petani Muda
Selama kunjungannya, Inneke Kusumawaty meninjau posko dan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), kesiapan lokasi pemondokan, lokasi penjemputan dan pengantaran peserta program MSIB, lahan sawah praktek, korporasi petani, koordinator dan mentor di wilayah hingga manajemen pengelolaan UPJA.
Dengan pelaksanaan program IMMACo dan MSIB ini, diharapkan para milenial bisa melakukan pengelolaan pertanian dari hulu hingga hilir mulai dari pengelolaan lahan, pengelolaan alsintan, manajemen panen dan paska panen secara modern akan semakin efektif dan efisien serta menguntungkan bagi petani milenial.
Program ini diharapkan mendorong peningkatan areal tanam, optimalisasi lahan, peningkatan produktivitas petani, efisiensi proses produksi padi, serta memperkuat posisi tawar petani di pasar. (Z-8)