Gencatan Senjata di Palestina Harus Segera Diwujudkan

Gencatan Senjata di Palestina Harus Segera Diwujudkan
Massa dari Aliansi Bela Palestina Boikot Israel melakukan aksi di halaman pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/7).(ANTARA/RAISAN AL FARISI)

SUARA negara-negara dunia, termasuk Indonesia, perlu terus konsisten dan lebih keras lagi untuk menyerukan perdamaian dan kemerdekaan bangsa Palestina. Gencatan senjata atas perang yang terjadi saat ini perlu segera diwujudkan demi menghentikan penderitaan rakyat Palestina.

Hal tersebut mengemuka dalam simposium bertajuk All Eyes on Palestine yang digelar Partai NasDem di Jakarta, Sabtu (24/8). Simposium digelar dalam rangkaian menyambut Kongres ke-III Partai NasDem yang akan berlangsung pada 25-27 Agustus 2024.

Ketua DPP NasDem Bidang Interaksi Global, Martin Manurung, mengajak semua pihak bersatu untuk konsisten bersolidaritas terhadap Palestina agar merdeka.

Baca juga : Biden Bicara dengan Qatar dan Mesir soal Gencatan Senjata Gaza

Cek Artikel:  WHO Luncurkan Rencana Strategis Mendunia Atasi Mpox

Menurutnya, semua elemen perlu bersatu menyuarakan perdamaian dan kemerdekaan Palestina karena perjuangan tersebut bukan karena identitas tertentu melainkan persoalan kemanusiaan.

“Partai NasDem sebagai partai nasional bersolidaritas terhadap bangsa Palestina dan terlebih dengan konflik yang sekarang terjadi antara Palestina dan Israel, kita tidak membenarkan aksi kekerasan apalagi peperangan, dari pihak mana pun,” kata Martin.

“Kami sudah menegaskan sikap supaya gencatan senjata segera diwujudkan di Palestina,” imbuhnya.

Baca juga : Ini Syarat Gencatan Senjata Hamas dan Jihad Islam dengan Israel

Info terkait kondisi di Palestina, kata Martin, semakin hari makin memilukan karena sudah puluhan ribu orang yang menjadi korban. Partai NasDem, imbuhnya, juga sudah meminta pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah strategis untuk mendorong gencatan senjata cepat terealisasikan.

Cek Artikel:  Seorang Bocah Pecahkan Guci Berusia 3.500 Pahamn di Museum

Sementara itu, Member Komisi I DPR Muhammad Farhan menegaskan sikap resmi dan formal Indonesia ialah tidak akan pernah menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan resmi dengan Israel selama Palestina belum merdeka dan belum diakui 100% sebagai anggota penuh PBB.

“Demi itulah dari perspektif diplomasi kita memiliki komitmen untuk tetap menjaga narasi kemerdekaan Palestina menjadi narasi yang selalu bergaujg di semua event bilateral maupun multilateral internasional,” ucapnya.

Baca juga : Telepon Netanyahu, PM Belanda Desak Gencatan Senjata Gaza

Simposium turut menghadirkan mantan Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina Mohammad Shtayyeh. Dia rencananya juga akan bertemu Presiden Joko Widodo pada Kongres NasDem.

Mohammad Shtayyeh mengapresiasi dukungan yang terus mengalir dari Indonesia terhadap Palestina. Shtayyeh meningatkan kondisi di Palestina saat ini bertambah buruk lantaran serangan Israel yang sudah terjadi selama 10 bulan terakhir.

Cek Artikel:  Nornickel Rusia Kaji Dampak Denda Terbaru AS

“Saya datang ke Indonesia ketika Palestina tengah berdarah. Israel melakukan genosida terhadap rakyat kami di Gaza, Jerusalem, dan wilayah teritorial Palestina lainnya,” ujarnya.

“Empat puluh ribu rakyat Palestina dibunuh, lima puluh ribu lainnya meninggal karena kekurangan obat-obatan, kelaparan, kekurangan air, terkena virus, sakit, dan seterusnya,” kata Shtayyeh. (Z-6)

Mungkin Anda Menyukai