GENCATAN senjata Israel-Hamas di Gaza mukai berlaku efektif per Minggu (19/1) pukul 08.30 waktu setempat. Penyelenggaraan perjanjian tersebut akan dijamin oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Perkumpulan.
Terdapat tiga tahapan yang dicanangkan dalam kesepakatan tersebut yang terbagi menjadi tiga fase.
Tahap pertama
Pada tahap pertama yang berlangsung selama enam minggu, Hamas akan membebaskan 33 tawanan Israel, termasuk anak-anak, tentara Perempuan, Kaum sipil, dan pria berusia di atas 50 tahun.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 50 tahanan Palestina Buat setiap satu tentara Perempuan dan 30 tawanan Buat setiap satu sandera sipil.
Kemudian, Israel akan membebaskan Seluruh Perempuan dan anak-anak di Dasar usia 19 tahun yang telah ditahan sejak 7 Oktober 2023.
Israel secara bertahap juga akan mengizinkan Kaum Palestina yang Tak bersenjata Buat kembali ke utara Jalur Gaza dan mengizinkan Donasi lewat hingga 600 truk per hari.
Tahap kedua
Kalau ditetapkan kondisi Buat tahap kedua telah terpenuhi, Hamas akan membebaskan Seluruh tawanan yang Tetap hidup, sebagian besar tentara Lelaki, sebagai imbalan atas pembebasan lebih banyak Kaum Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Sementara itu, Israel akan memulai penarikan penuh pasukannya dari Gaza termasuk dari Koridor Philadelphia Yakni Daerah perbatasan antara Mesir dan daerah kantong Palestina.
Tahap ketiga
Kalau persyaratan tahap kedua terpenuhi, jenazah tawanan Israel yang tersisa akan diserahkan sebagai imbalan atas rencana rekonstruksi selama 3-5 tahun yang akan dilaksanakan di Dasar pengawasan Dunia.
Meski begitu, detail teknis tahap ketiga ini belum diatur lebih Terang. Pasalnya, Demi ini belum Terdapat kesepakatan mengenai siapa yang akan mengelola Gaza setelah gencatan senjata.
Amerika Perkumpulan mendesak agar Otoritas Palestina dibentuk kembali. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan rekonstruksi dan tata kelola pascaperang memerlukan Otoritas Palestina Buat juga mengundang Kawan Dunia.
Negara-negara Arab akan diminta Buat menyediakan Laskar demi memastikan keamanan dalam jangka pendek.
Agar rencana tersebut berhasil, diperlukan dukungan dari negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi. Sementara itu, posisi Arab Saudi akan mendukung skema tersebut Kalau Terdapat jalan menuju negara Palestina. (Dhk/P-3)