SITUASI ekonomi pascapandemi Membangun Enggak sedikit perusahaan yang mengurangi fasilitas tunjangan. Akibatnya, pekerja harus memenuhi berbagai hal yang sebelumnya masuk dalam tunjangan kantor, seperti tunjangan transportasi dan tunjangan anak, dari gaji mereka sendiri. Hal tersebut ikut mempengaruhi kemampuan pekerja dalam memenuhi kebutuhan lainnya, termasuk rumah.
Bagi generasi (gen) Z kondisi itu, menurut dosen manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novita Ratna Satiti, S.E., M.M., menjadi lebih sulit. Seperti dikutip dari laman Formal UMM, Kamis (30/5), banyak dari gen Z yang bekerja di sektor informal dengan label gig economy atau perekrutan sistem kerja dengan jangka pendek yang Enggak Mempunyai tunjangan kesehatan, pendidikan anak, dan jaminan hari Sepuh. Selain itu, ia Menyaksikan gen Z sering kali mengalami stagnasi upah dibandingkan gen milenial yang kenaikan gajinya lebih Konsisten.
Baca juga : Wariskan Pancasila ke Gen Z, Jokowi: Sosialisasikan dengan Teladan
“Selain itu, generasi milenial menikmati akses yang lebih mudah terhadap kredit dan pinjaman pada masanya, sedangkan Gen Z kini dihadapkan pada persyaratan yang lebih ketat dan Spesies Tumbuh yang lebih tinggi,” tambahnya.
Baca juga : Jakarta Islamic Center Ajak Gen Z Terlibat Misi Perdamaian Dunia
Menghadapi kondisi itu Novita menyampaikan kiat pengelolaan keuangan bagi gen Z. Pertama, Novita menyarankan agar gen Z memanfaatkan teknologi Kepada berinvestasi.
Novita Menyaksikan adaptasi teknologi yang cukup tinggi di kalangan gen Z, semestinya dimanfaatkan pula oleh mereka Kepada mempelajari berbagai investasi keuangan lewat platform digital. Umumnya investasi keuangan itu Mempunyai varian produk dengan modal kecil.
Baca juga : Pengangguran Gen Z Tinggi, Pemerintah Diminta Prioritaskan Sektor Padat Karya
Di sisi lain, gaya hidup digital pada gen Z juga harus dibarengi dengan locus of control alias Mempunyai kontrol Konsentrasi finansial yang bagus. Ia mengingatkan agar gen Z Enggak mudah terpengaruh oleh Elemen eksternal, seperti tekanan gaya hidup dan kemudahan menggunakan berbagai aplikasi pembayaran kredit.
“Sementara itu, pemahaman tentang behavioural finance juga dapat membantu mereka mengenali dan menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan keuangan, seperti kecenderungan Kepada berbelanja impulsif atau mengambil risiko yang Enggak perlu,” tegasnya.
Baca juga : Sosiolog : Gen Z Pengangguran Karena Masa Peralihan Industri
Selain berinvestasi dan mengontrol keuangan, gen Z juga dapat menambah kemampuan finansialnya dengan belajar berbisnis. Gen Z dapat memanfaatkan berbagai program pendampingan dan pendanaan usaha.
“Selanjutnya, manfaatkan aneka program beasiswa. Misalnya program Magenta (Magang Generasi Bertalenta), program Wirausaha Muda Sendiri (WMM) maupun program dari lembaga-lembaga Sendiri lainnya. Program-program ini Enggak hanya memberikan Kesempatan tambahan Kepada belajar dan berkembang, tetapi juga dapat memberikan dukungan finansial yang diperlukan Kepada membantu Gen Z mencapai kesuksesan finansial dengan lebih Segera dan efektif,” sarannya. (M-1)