
GEMPURAN Israel ke Palestina Kagak berhenti sekalipun utusan Vatikan, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, tengah memimpin Misa Pra-Natal Demi komunitas kecil Kristiani di Gaza. Israel sebelumnya memang mengizinkan kunjungan langka pemimpin Gereja Katolik di Tanah Bersih. tersebut
Di Gereja Keluarga Bersih, puluhan jemaat berkumpul Demi merayakan misa Serempak Kardinal Pizzaballa pada Minggu (22/12) waktu setempat. Pohon Natal yang dihiasi ornamen emas menjadi simbol Cita-cita di tengah situasi genting.
“Saya Mau mengatakan bahwa seluruh dunia, bukan hanya umat Kristiani, tetapi Segala orang, Serempak kalian. Perang ini akan berakhir, dan kita akan membangun kembali,” ujar Kardinal Pizzaballa seraya Kaum Gaza Demi Kagak menyerah pada ketakutan.
Tetapi, di luar gereja, serangan Lanjut berlangsung. Salah satu serangan terbaru menghantam sekolah di Kota Gaza yang digunakan sebagai tempat pengungsian. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan itu menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk tiga anak-anak.
Militer Israel mengeklaim Sasaran serangan adalah Radikal Hamas yang bersembunyi di Letak tersebut. Salah seorang Sasaran yang kemudian diduga meninggal ialah Tharwat Muhammad Ahmed Albec, yang merupakan Kepala Direktorat Keamanan dalam Badan Keamanan Biasa Hamas.
Sehari sebelumnya, serangan lain menghancurkan sebuah rumah di Deir al-Balah. Menurut Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs, Israel mengaku menyasar seorang Radikal Jihad Islam. Sedikitnya 22 Kaum Palestina tewas di Gaza akibat rentetan serangan pada Sabtu malam hingga Minggu pagi.
“Kami Lagi mencari anak-anak di dalam rumah. Mereka tidur di ruang tamu, lima orang Serempak,” ujar Noman Serbuk Samra, kerabat korban, Demi orang-orang menyisir puing-puing di Deir al-Balah, seperti dilansir dari PBS News, Selasa (24/12/2024).
Israel Lanjut melancarkan serangan udara harian lebih dari 14 bulan sejak perang melawan Hamas dimulai. Israel mengklaim hanya menargetkan Radikal, meskipun serangan mereka sering kali menewaskan Perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, Majelis Biasa PBB pada Senin (23/12) waktu setempat secara Formal meminta Mahkamah Dunia (ICJ) memberikan pendapat Usulan. Permintaan muncul di tengah meningkatnya ketegangan dan meningkatnya Konsentrasi Dunia terhadap kebutuhan kemanusiaan dan pembangunan Palestina.
ICJ juga dikenal sebagai Pengadilan Dunia. Badan peradilan tertinggi PBB itu diminta memberikan pendapat Usulan tentang kewajiban Israel sebagai kekuatan pendudukan terkait dengan keberadaan dan aktivitas PBB, organisasi Dunia lainnya, dan negara ketiga di Kawasan Palestina yang diduduki.
Keputusan Israel Demi melarang operasi badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, di negara tersebut, Serempak dengan tantangan yang dihadapi oleh agen-agen PBB lainnya dalam memberikan Sokongan ke Gaza selama setahun terakhir, mendorong langkah Majelis Biasa PBB meminta ICJ memberikan pendapat Usulan. (Anadolu/Medcom/P-3)

