Gelombang Tinggi dan Rob Melumpuhkan Pelayaran di Pantura Jawa Tengah

Gelombang Tinggi dan Rob Melumpuhkan Pelayaran di Pantura Jawa Tengah
Kondisi perairan utara di Kabupaten Batang Selasa (10/12) yang diselimuti kabut tebal dan gelombang tinggi hingga mengakibatkan ribuan nelayan memilih berhenti melaut.(MI/Akhmad Safuan)

GELOMBANG tinggi mencapai 1,25-2,5 meter  dan air laut pasang (rob) Letih 1,1 meter Tetap berpeluang di perairan utara Jawa Tengah, Selasa (10/12),  kecepatan angin mencapai 2-25 knot cukup membahayakan pelayaran antar pulau terutama Bahtera nelayan dan tongkang.

Pemantauan Media Indonesia Selasa (10/12) Pagi hari, banjir air laut pasang (rob) kembali merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, jalur Pantura Semarang-Demak kembali terendam setinggi 30-60 centimeter hingga mengakibatkan ketersendatan arus lalulintas hingga pagi hari.

Sementara sejumlah pelabuhan di beberapa daerah di Pantura juga lumpuh, akibat ribuan jaoal nelayan memilih sandar Katena nelayan Bukan berani melaut, demikian Pelabuhan penyeberangan antar pulau seperti Pelabuhan Kartini Jepara terpaksa menghentikan pelayaran ke Karimunjawa dan Pelabuhan Kendal yang Normal melayani penyeberangan tujuan Kalimantan.

Cek Artikel:  Pramono-Rano Unggul Telak di TPS Anies Baswedan

“Kondisi cuaca cukup Jelek, selain gelombang tinggi juga disertai hujan badai sehingga nelayan di Pantura Jawa Tengah memilih menghentikan aktivitas mencari ikan,” ujar Suprapto,43, nahkoda kapal di Pelabuhan Wedung, Kabupaten Demak.

Hal serupa juga diungkapkan Wandi,46, nelayan di Kabupaten Batang yang mengaku Bukan berani berlayar Kepada sementara waktu akibat cuaca Jelek di perairan Laut Jawa, bahkan cuaca berkabut cukup berat akan menyulitkan nelayan. “Gelombang tinggi dan badai akan mudah membalikkan kapal,” imbuhnya.

Sementara itu Petugas Kesyahbandaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Jepara Dedi Agus Triyanto mengatakan kondisi cuaca Jelek di perairan utara Jepara dan Karimunjawa memaksa Kepada menghentikan sementara penyeberangan antar pulau Katena cukup membahayakan penumpang dan kapal.

Cek Artikel:  Belasan Anak Berambut Gimbal Jalani Ruwatan di Dieng Culture Festival

“Sesuai dengan informasi dari BMKG, kondisi gelombang tinggi dan hujan badai di perairan Karimunjawa, maka pelayaran terpaksa dihentikan sementara hingga waktu belum dapat ditentukan,” ujar Dedi Agus Triyanto.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Retna Swasti Karini Selasa (10/12) mengungkapkan gelombang tinggi mencapai 1,25-2,5 meter dengan kecepatan angin 2-25 knot cukup membahayakan pelayaran terutama kapal nelayan dan tongkang.

Berdasarkan pengamatan, lanjut Retna Swasti Karini, gelombang tinggi tersebut terjadi di Perairan Kepulauan Karimunjawa bagian barat dan timur, perairan Pekalongan-Kendal, perairan Semarang-Demak, perairan Jepara dan Perairan Pati-Rembang. “Angin bergerak dari barat daya je barat laut dengan kecepatan 2-25 knot,” tambahnya.

Cek Artikel:  KPK Periksa Empat Saksi Soal Pengaturan Pemenang Lelang di Pemkot Semarang

Selain itu, gelombang tinggi di perairan Laut Jawa ini, menurut Retna Swasti Karini, air laut pasang juga Tetap berpeluang di perairan utara Jawa Tengah, sehingga sejumlah daerah seperti Demak, Semarang, Pekalongan dan lainnya kembali terendam banjir rob yang datang datang pada pukul 02.00-05.00 WIB.

“Ketinggian air laut pasang di Pantura Jawa Tengah berkisar 100-110 centimeter, sehingga berdampak pada transportasi, bongkar muat barang di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam,” kata Retna Swasti Karini.

Pengaruh gelombang tinggi dan banjir rob ini, demikian Retna Swasti Karini, BMKG kembali memberikan peringatan Kepada nelayan dan Anggota beraktivitas di pesisir Pantura Kepada waspada, bahkan kondisi ini pula diperkirakan akan terjadi hingga awal tahun mendatang. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai