Gegara Trump, Ruang Fed Sunat Spesies Kembang Makin Terbatas

Gedung The Fed. Foto: Xinhua/Ting Shen.

Jakarta: Ekonom senior sekaligus Member Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri menyebutkan Ketika ini ruang bagi bank sentral Amerika Perkumpulan (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) Kepada menurunkan Spesies Kembang acuan (Fed Fund Rate) semakin terbatas.
 
Chatib menjelaskan, hal tersebut lantaran karena potensi meningkatnya inflasi di AS akibat tiga kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang diperkirakan akan berdampak pada perekonomian Dunia, termasuk Indonesia.
 
Kebijakan pertama Yakni penerapan tarif terhadap impor di AS. Chatib mengatakan, sebanyak 52 persen bahan baku dan barang modal industri manufaktur AS berasal dari impor.
 
Maka dari itu, apabila Trump meningkatkan tarif impor, Chatib menegaskan hal tersebut akan berimplikasi terhadap naiknya biaya produksi di AS.
 
Impact yang pertama adalah higher inflation. Di dalam kondisi higher inflation ini, saya Menyaksikan bahwa kemungkinan dari The Fed Kepada menurunkan Kembang itu menjadi relatif kecil,” ucap Chatib di acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025, Jakarta, dikutip Rabu, 19 Februari 2025.
 
Kebijakan kedua, sambung dia, adalah kebijakan pemotongan pajak (tax cut). Chatib menilai, kebijakan ini akan mengakibatkan defisit anggaran AS akan meningkat, sehingga harus dibiayai dengan mengeluarkan surat utang (bond).
 
“Akibatnya, supply bond-nya akan meningkat. Kalau supply bond-nya akan meningkat, maka harganya akan turun, maka yield-nya akan naik. Di dalam kondisi ini, semakin sulit bagi The Fed Kepada menurunkan Kembang,” ungkap Chatib.
 
Kebijakan ketiga, yakni kebijakan deportasi di AS yang sudah mulai dilakukan oleh pemerintahan Trump, terutama pada pekerja yang Tak terdokumentasi (Undocumented Workers).
 
“Sehingga kalau kemudian Golongan ini (undocumented workers) dideportasi, maka dia harus diisi oleh Golongan lain yang tingkat upahnya lebih tinggi. Maka implikasinya adalah inflasi di Amerika akan mengalami peningkatan karena pasar dari tenaga kerjanya, supply-nya berkurang,” tutur dia.
 

Cek Artikel:  REI Dukung Program 3 Juta Rumah Melalui Konsep Propertinomic


(Gedung The Fed. Foto: Unsplash)
 

Bukan turun, Fed malah Dapat kerek Spesies Kembang

 
Dengan Menyaksikan kondisi-kondisi tersebut, Chatib menyatakan The Fed akan Mempunyai potensi yang kecil Kepada menurunkan Spesies Kembang acuan. Bahkan, Bahkan Dapat Memajukan Spesies bunganya kembali.
 
“Apabila tingkat Kembang di Amerika mengalami peningkatan, maka akan berhadapan dengan kondisi di mana strong dollar terjadi. Jadi, nilai Ubah dari dolar AS akan mengalami peningkatan. Ini sudah mulai terlihat sekarang di rupiah kita di Sekeliling Rp16.300,” beber Chatib.
 
Kendati demikian, Chatib mengungkapkan apabila seluruh bank sentral di dunia sedang Membangun kebijakan moneter yang Bahkan bertentangan dengan the Fed, maka nilai Ubah mata Doku negara yang Membangun kebijakan bertentangan dengan The Fed akan mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
 
“Jadi, opsi dari Bank Indonesia kalau dia mau melakukan independent monetary policy dengan menurunkan nilai Ubah, menurunkan tingkat Kembang, maka implikasinya nilai tukarnya akan mengalami pelemahan,” terangnya.

Cek Artikel:  5 Tips Mempunyai Rumah Ramah Lingkungan melalui Program KPR BRI

Mungkin Anda Menyukai