CORAK tenun khas Kalimantan itu hadir dengan manis pada vest yang dipadukan dengan kemeja dan celana longgar bermotif garis. Terdapat pula, permainan aksen rumbai pada atasan kemeja berkerah yang memberikan sedikit tribal. Atasan ini dipadankan dengan celana kargo sehingga memberi keseimbangan gaya streetwear kekinian.
Beberapa busana tersebut adalah koleksi dari jenama fesyen Tanah Air, Kaloka, dengan tema Arunika Borneo. Pendiri Kaloka, Kevin Ketaren dan Leny Rafael, dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, menjelaskan jika corak-corak tersebut diangkat dari corak tenun khas Nusa Borneo.
Baca juga : Behaestek Perkenalkan Produk Tenun Andalan di Pameran Inacraft
Nama Arunika diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki hubungan yang kuat dengan makna syafak atau fajar shadiq yang keduanya merujuk pada cahaya matahari saat pagi. Arti itu pun dipilih sebagai simbol kecerahan, harapan, dan kehangatan.
Baca juga : Jenama Fesyen Capekl Ini Kedepankan Kearifan Capekl dan Pelestarian Lingkungan di Tanah Dayak
Alasan itu pula, palet warna koleksi Kaloka kali ini sedikit mirip dengan warna matahari di kala terbit mulai dari merah, oranye, kuning, hingga biru. “Nama Arunika juga digunakan karena Kaloka menerbitkan koleksi pertama di tahun 2024 ini,” jelas Kevin dan Leny tentang koleksi yang ditampilkan di peragaan busana Indonesia Fashion Aesthetics (IFA), Minggu (4/3) di Intercontinental Hotel Jakarta.
Peragaan bertema A Reflection itu menjadi debut acara IFA. Selain koleksi dari Kaloka, hadir pula koleksi dari sejumlah label, termasuk milik desainer senior Itang Yunasz. Selain itu ada koleksi dari Mayra Indonesia, Rya Baraba, Nabila, Gita Orlin, Kaloka, Mazu Label, Saffana, Klasik Klamben, L by Laudya Cynthia Bella, Si.Se.Sa, Buttonscarves. Sesi kedua peragaan menampilkan rangkaian karya dari Ayu Dyah Andari, Wiwiek Hatta, Viena Official x Treasure Jewelry, Angelina, ZETA Prive, Nats Wear, Ellaya, Lia Soraya, Donna Prive, dan Ivan Gunawan Prive. (M-1)
