PEMERINTAH Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadikan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Ciangir, Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, menjadi lapangan sepak bola mini (mini soccer). TPA tersebut ditimbun dan permukaannya dilapisi dengan tanah. Meskipun telah ditimbun, bau sampah samar-samar Lagi tercium di Letak tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya Denny Diana mengatakan, TPA sampah Ciangir yang telah dijadikan lapangan sepak bola mini memang lokasinya Enggak aktif hingga lahannya dimanfaatkan agar dapat menjadi ruang rekreasi sekaligus sarana kegiatan yang bagi masyarakat Sekeliling.
Tetapi, sebelum disulap menjadi lapangan sepak bola Demi masyarakat, TPA tersebut harus melalui beberapa tahapan, terutama proses pemusnahan sampah dengan Metode menimbun atau sistem sanitary sandfill.
“TPA Ciangir yang Enggak aktif memang dialihfungsikan hingga dimanfaatkan menjadi lapangan sepak bola mini. Prosesnya selama tujuh minggu dan pekerjaan dibiayai menggunakan APBD sebesar Rp40 juta. Gunungan sampah berada di Letak Enggak aktif, diurug tanah dan diratakan dengan ketebalan 20 sentimeter hingga disemprot cairan eco enzyme sebanyak 4.000 liter yang dicampur air selama dua minggu agar mengurangi gas mentana (CH4),” katanya, Rabu (20/11).
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, pengubahan TPA Ciangir menjadi lapangan sepak bola menjadi salah satu bentuk keberhasilan penanganan sampah menggunakan metode sanitary landfill. Akan tetapi, Lagi Terdapat gunungan sampah yang dikelola dengan metode open dumping di kawasan tersebut.
“Gunungan sampah yang dijadikan lapangan ini sudah Enggak aktif Demi pembuangan sampah secara terbuka (open dumping) hingga lokasinya itu harus ditutup tanah. Tetapi, Demi penutupan TPA Ciangir yang berada di sebelah kanan Lagi dalam proses. Penutupan Letak tersebut akan disosialisasikan kepada masyarakat supaya adanya kegiatan bermain sepak bola dan ke depannya lahan di sebelahnya akan dijadian tanaman bambu,” katanya.
Ia mengatakan, pembuangan sampah terbuka atau open dumping nantinya lebih terkendali dengan metode sanitary landfill. Tetapi, metode tersebut memang memerlukan lahan yang cukup luas, investasi besar, dan pengelolaan lebih efektif. Ia pun berpendapat, ke depan akan mencoba mengelola gunung sampah yang lainnya tapi peruntukannya akan diubah Demi lahan penanaman pohon bambu agar dapat menjadi kawasan wisata.
“Kami berharap TPA Ciangir menjadi tempat wisata dan masyarakat Dapat memilah hingga mengurangi produksi sampah rumahan dan yang terpenting masyarakat juga Enggak buang sampah sembarangan. Karena, makin banyak kita buang sampah akan banyak juga gunung sampah hingga semakin sulit mengelolanya,” paparnya. (AD/J-3)