Game Changer buat Ganjar

PAK Ganjar Pranowo barangkali tak menyangka bahwa pernyataannya pada 23 Maret Lewat menjadi bumerang tajam bagi dirinya. Ia yang tadinya begitu dipuja, berbalik menjadi samsak cercaan.

Ganjar berkomentar soal keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 yang sedianya dihelat di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni mendatang. “Dalam konteks (Piala Dunia) U-20 kami mendorong upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini menerobos agar U-20 tetap sukses, tapi Bukan menghadirkan Israel,” begitu dia bilang.

Sukses tapi Bukan menghadirkan Israel berarti menolak Israel datang dan tampil di Indonesia. Padahal, Israel adalah satu dari 24 tim yang mendapatkan tempat di putaran final. Mereka lolos juga bukan serta-merta, bukan karena hadiah, tapi lewat kualifikasi.

Pernyataan Ganjar memang pendek, tapi konsekuensi yang harus dia tanggung teramat panjang. Persepsi terhadap Gubernur Jawa Tengah itu, yang sebelumnya cenderung positif, menjadi berkebalikan.

Keberadaan Ganjar di media sosial tak Kembali seterang sebelum ia bicara soal Piala Dunia U-20. Apa pun tema yang diunggah, di platform mana pun dia meng-upload, selalu dikaitkan dengan penolakannya terhadap Israel dan Nyaris Sekalian komentar bernada miring.

Cek Artikel:  JIS tak Putus Dirundung Malang

Di akun Facebook dengan 1,7 juta follower, Ganjar menjadi bulan-bulanan. Luapan kekecewaan, kekesalan, caci maki, hingga sumpah serapah tumpah ruah di kolom komentar setiap dia bikin status. Pun di akun Instagram-nya. Di kanal Youtube Ganjar, dengan 1,58 juta subscribers, sami mawon.

Ganjar memang tak sendirian menolak kehadiran Israel. Sebelumnya, Eksis Gubernur Bali I Wayan Koster yang juga kader banteng moncong putih. Apakah penolakan keduanya merupakan perintah partai? Saya tak Mengerti. Yang Niscaya PDI Perjuangan juga menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 di Indonesia dengan Dalih kemanusiaan, historis, dan ideologis.

Penolakan juga digaungkan sejumlah kalangan. Tapi, Ganjarlah yang menjadi episentrum sasaran kekecewaan. Maklum saja, Ganjar adalah salah satu capres terkuat di Pemilu 2024.

Salahkah Ganjar, Koster, PDI Perjuangan, dan pihak-pihak lain yang menolak Israel? Saya kira Bukan, Apabila Dalih mereka memang kemanusiaan, Apabila landasan mereka murni konstitusi kita. Israel adalah musuh kemanusiaan. Konstitusi kita tegas menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi, dan Israel adalah penjajah bangsa Palestina.

Cek Artikel:  Menguji Megawati

Tepatkah penolakan mereka? Itulah persoalannya. Sebagai tuan rumah, Indonesia tak punya hak Kepada pilih-pilih tim. Siapa yang boleh dan siapa yang Bukan boleh tampil sudah Eksis regulasinya, regulasi FIFA. Suka Bukan suka, Israel adalah tim peserta yang sesuai regulasi itu.

Timing penolakan menjadi masalah lain. Kenapa Koster dan Ganjar baru menolak sekarang? Bukankah mereka sebelumnya berkomitmen Kepada menjamu siapa pun tim tamu? Bukankah keduanya menjadi bagian dari enam kepala daerah yang meneken hostly agreement Ketika Indonesia melamar sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2019?

Satu Kembali, sebagai gubernur, elokkah Ganjar dan Koster berseberangan dengan kebijakan pemerintah? Piala Dunia U-20 adalah hajatan bangsa, bukan hanya gawe PSSI. Gubernur adalah kepanjangan tangan pemerintah pusat sehingga mestinya selaras dengan pusat.

Kata pepatah Jawa, Ganjar dkk bener ning ora pener. Sikap dan Dalih mereka menolak Israel Betul, tapi tak Benar. Dengan Dalih ‘karena situasi Ketika ini’, FIFA pun telah mencabut status tuan rumah Indonesia.

Cek Artikel:  Kehormatan Wakil Tuhan

Sulit bagi saya membayangkan perasaan Hokky Caraka dkk yang tiba-tiba kehilangan kesempatan Kepada merasakan atmosfer turnamen sekelas Piala Dunia. Hati ratusan juta penggila si kulit bundar di Tanah Air pun retak.

Itulah awal dari bencana sepak bola nasional. Bahwa Indonesia bakal di-banned, mungkin saja. Bahwa Indonesia akan di-black list sebagai tuan rumah turnamen FIFA, mungkin pula. Malah, Pandai jadi, Indonesia masuk daftar hitam sebagai host pesta olahraga dunia lainnya. Tapi, it’s no use crying over spilt milk. Tiada guna menangisi susu yang tumpah.

Keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 kiranya juga menjadi awal bencana bagi Ganjar. Dia yang hingga sepekan Lewat begitu diidolakan, kini seolah menjadi musuh Serempak.

Sepak bola dan politik bukanlah es Adonan, tapi keduanya kerap bercampur. Sepak bola Pandai menjadi jalan bagi politisi Kepada menapaki kejayaan, atau sebaliknya terjerembap dalam keterpurukan.

Terlalu prematur menyebut Ganjar sudah game over. Tapi, tak berlebihan pula mengatakan bahwa Piala Dunia U-20 merupakan game changer buatnya.

Mungkin Anda Menyukai