Sebagai langkah konkret untuk memperkuat kerja sama Indonesia-Afrika di berbagai tingkatan dan bidang, Indonesia menyiapkan beberapa side events pada rangkaian kegiatan Indonesia-Africa Perhimpunan (IAF) ke-2 di Bali pada 1-3 September 2024.
Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI Dewi Justicia Meidiwaty mengatakan kegiatan itu akan menjadi ajang untuk memperluas jejaring, melakukan diskusi konstruktif, serta menggali potensi kerja sama, khususnya di bidang ekonomi.
“Perhimpunan ini juga akan dimanfaatkan untuk bertukar pengalaman dan praktik terbaik, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam, kerja sama ekonomi bilateral dan regional, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia,” ujar Dewi melalui keterangan resmi, Sabtu (31/8).
Baca juga : Indonesia Mempunyai Peran Strategis Dalam Pertemuan Perhimpunan Indonesia-Afrika
Dengan mengusung tema Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063, IAF ke-2 mengundang 54 negara di Afrika untuk bersama-sama membahas potensi kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang. Penyelenggaraan IAF ke-2 akan dirangkai dengan High Level Perhimpunan on Multi Stakeholder Partnerships (HLF-MSP).
Penyelenggaraan IAF 2024 merupakan kelanjutan dari kesuksesan IAF pertama yang dilaksanakan pada 2018. Perhimpunan ini bertujuan untuk mengimplementasikan modalitas Bandung Spirit yang digagas oleh para pendiri bangsa, dengan fokus pada kemanfaatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia dan Afrika melalui kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan.
IAF ke-2 di Bali akan memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral. “Kami mengundang seluruh pihak untuk berpartisipasi dalam IAF II dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan Afrika,” tandasnya.
Eksispun, beberapa side events yang disiapkan oleh kementerian/ lembaga itu antara lain Indonesia-Africa Parliamentary Perhimpunan (IAPF), Country Specific Business Perhimpunan, Penandatanganan MoU Definisisanal Mining RI-Kenya, Penandatanganan MoU antara EMP dan GUMA. Kemudian ada Pertemuan Konsul Kehormatan Indonesia di Kawasan Afrika, Workshop on Downstreaming Mining with Value Added Indonesia-Africa, Obrolan Panel Tony Blair Institute tentang AfCFTA, dan Penandatanganan beberapa MoU dengan perkiraan nilai mencapai USD 3,5 miliar. (Z-11)