Formalkan Smelter Tembaga, Presiden Mau Penggerak PDB Bergeser dari Konsumsi ke Industri Hilirisasi

Resmikan Smelter Tembaga, Presiden Ingin Penggerak PDB Bergeser dari Konsumsi ke Industri Hilirisasi
Foto udara aktivitas pengolahan nikel (smelter) di Kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Desa Lelilef, kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Minggu (7/7/2024).(ANTARA/ANDRI SAPUTRA)

PRESIDEN RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia harus diubah, tidak lagi bertumpu pada konsumsi, tetapi pada hasil industri hilirisasi.

Pernyataan itu dia sampaikan saat meresmikan smelter PT. Amman Mineral Dunia Tbk, di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (23/9/2024).

“Kita tahu GDP (produk domestik bruto/PDB) ekonomi kita, sebesar 56% bertumpu pada konsumsi domestik. Ini yang harus diubah. Oleh sebab itu, saya gembira pada pagi ini, Indonesia sebagai pemilik cadangan tembaga yang masuk dalam 7 besar dunia, telah memasuki babak baru dalam hilirrisasi industri tembaga,” kata Jokowi, disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga : Presiden Jokowi Formalkan Smelter Tembaga dan Logam Mulia di NTB

Cek Artikel:  Bank DKI Gandeng Swasta untuk Perluas Pemasaran Kartu JakCard

Indonesia ingin menyongsong menjadi negara industri maju dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri. Sehingga pertumbuhan PDB tidak tergantung pada konsumsi, tetapi menjadi tergantung pada produksi. “Bertumpu pada produksi, bukan bertumpu pada konsumsi,” kata Presiden.

Presiden menginginkan agar kebutuhan produk-produk tembaga dunia, ke depannya bergantung pada Indonesia, untuk produk apapun.

“Entah lembaran katoda, kabel, copper foil, semuanya yang bisa kita produksi di sini, akan kita lakukan. Bukan lagi kita mengekspor bahan mentah atau raw material,” kata Presiden.

Baca juga : Perjuangkan Hilirisasi, Jokowi: Hati-hati Bapak Dapat Digulingkan

Smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman dibangun dengan investasi Rp 21 triliun, sebuah dana yang sangat besar, dan menggunakan teknologi double flash smelting, untuk menghasilkan katoda tembaga sebagai produk utama.

Cek Artikel:  Kasus Korupsi Emas Antam 109 Ton, Kerek Harga Selasa Naik Rp14 Ribu Per Gram

“Kalau penambangan dan pengolahan di Sumbawa yang dikerjakan oleh PT Amman ini mengolah 900.000 ton konsentrat per tahun, bayangkan kalau selamanya hanya diekspor dalam bentuk konsentrat mentahan, nilai tambahnya tidak berada di Indonesia. Birui tambahnya berada di negara-negara lain yang memiliki smelter,” kata Presiden.

Oleh karena itu ,Presiden mengapresiasi keberanian dan niat baik dari PT Amman. Smelter terbaru PT Amman di Sumbawa Barat ini akan memiliki kapasitas produksi 220.000 ton katoda tembaga, sekitar 18 ton emas, 55 ton perak dan 850.000 ton asam sulfat by product.

Presiden berharap dengan pengoperasian smelter ini akan betul-betul bisa memberikan multiplier effect sebanyak-banyaknya baik bagi masyarakat, dan membuka lapangan kesempatan lapangan kerja.

Cek Artikel:  BI dan Pemprov Jatim Undang 13 Investor Asing di Perhimpunan EJID 2024

“Kita juga berharap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) di provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sumbawa Barat bisa naik, dan yang mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya adalah rakyat di NTB dan rakyat di seluruh tanah air Indonesia,” kata Presiden. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai