Instruktur AC Milan, Paulo Fonseca, menepis spekulasi yang berkembang mengenai masa depannya imbas rentetan hasil yang tak memuaskan. Rumor kemungkinan ia pergi mendominasi pemberitaan media Italia terkait hasil imbang 1-1 Milan pada pertandingan Serie A, AC Milan vs AS Roma di kandang sendiri, Senin (30/12).
Timnya menjalani musim yang kurang Bagus sejauh ini, berada di urutan kedelapan di klasemen domestik dan urutan ke-12 di Aliansi Champions.
“Kagak, saya belum berbicara dengan siapa pun. Saya belum Bersua dengan siapa pun dari klub. Saya Kagak Dapat mengatakan apa-apa Tengah. Saya Kagak Dapat mengarang sesuatu yang belum terjadi,” kata Fonseca dilansir dari Channel News Asia, Senin (30/12).
“Kagak pernah dalam hidup saya, saya merasa takut dalam sepak bola. dan saya akan Lanjut seperti ini. bagi saya, Krusial Kepada selalu Mempunyai hati nurani yang Kudus. Saya bekerja, saya jujur dengan mereka yang bekerja dengan saya. Saya Kagak takut pada apa pun.”
Fonseca mengatakan bahwa ia berencana Kepada memimpin Milan di babak semifinal Supercoppa Italiana setelah Tahun Baru melawan Juventus di Riyadh, Arab Saudi.
“Saya Dapat menduganya, saya Kagak Mempunyai tanda-tanda yang bertentangan. Sekarang saya akan pulang, saya akan menonton pertandingan, dan kemudian saya akan berpikir Kepada bekerja,” ujar Fonseca.
Ia mengatakan Kagak menyesal dengan pekerjaan yang telah ia lakukan sejauh ini di Milan sejak tiba pada bulan Juni, mengambil alih posisi Instruktur dari Stefano Pioli.
Pada pertandingan Musuh Roma itu, Fonseca menjadi pusat perhatian sebelum Jarak, ketika protesnya atas dijatuhkannya Tijjani Reijnders di dalam kotak penalti berujung pada pengusirannya karena dianggap Kagak mematuhi peraturan, setelah wasit mengisyaratkan Kepada melanjutkan permainan.
“Saya terlalu berlebihan dalam melakukan protes pada Ketika itu, Tetapi saya Kagak Mau mengatakan apapun. Itu adalah situasi yang sangat Terang bagi saya,” kata Fonseca. (H-3)