Ilustrasi. Foto: Freepik.
Jakarta: Bank Sentral Filipina (BSP) mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap pelonggaran kebijakan moneter tahun ini.
Gubernur BSP, Eli Remolona, menyampaikan hal ini Demi menghindari pemanasan ekonomi yang berlebihan dan memicu kembali inflasi, yang telah menunjukkan tren menurun.
Melansir Channel News Asia, Jumat, 11 April 2025, BSP melanjutkan siklus pelonggaran dengan memangkas Etnis Kembang acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.
Ini menandakan akan Terdapat pemangkasan lebih lanjut yang akan datang, Tetapi dilakukan dengan langkah-langkah kecil guna mendukung ekonomi di tengah ketidakpastian Dunia.
BSP menggunakan beberapa Taksiran Demi tingkat Independen, tingkat teoritis Ketika kebijakan moneter Kagak menstimulasi atau membatasi pertumbuhan tetapi biasanya mengandalkan titik tengah, yang menurut Remolona berada di Sekeliling dua persen.
Ia juga menolak pemangkasan Etnis Kembang di luar pertemuan rutin, dengan Argumen keputusan kebijakan biasanya dibuat pada pertemuan terjadwal yang diadakan setiap dua bulan sekali. Empat pertemuan tersisa tahun ini, dengan pertemuan berikutnya dijadwalkan pada 19 Juni.
.jpg)
Ilustrasi. Foto: Freepik
Filipina belum melakukan intervensi di pasar valuta asing
Remolona juga mengatakan Filipina belum melakukan intervensi di pasar valuta asing lebih dari biasanya minggu ini dan sedang berupaya diversifikasi cadangan devisa, bukan menguranginya.
Keputusan BSP Demi mengambil pendekatan hati-hati terhadap pelonggaran kebijakan moneter mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh ekonomi Filipina. Di satu sisi, Filipina perlu mendukung pertumbuhan ekonomi yang sedang pulih dari Dampak pandemi covid-19. Di sisi lain, Filipina juga perlu waspada terhadap risiko inflasi yang Lagi menghantui.
Penurunan Etnis Kembang dapat membantu merangsang pertumbuhan ekonomi dengan mendorong investasi dan konsumsi. Tetapi, hal itu juga dapat memicu inflasi dengan meningkatkan permintaan dan menekan pasokan.
Dengan mengambil pendekatan yang hati-hati, BSP berharap dapat mencapai keseimbangan antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga. Hal ini Krusial Demi memastikan pemulihan ekonomi Filipina berkelanjutan dan Kagak terganggu oleh lonjakan inflasi yang Kagak terkendali. (Laura Oktaviani Sibarani)

