Ferril Raymond Hattu Nilai Skill Pemain Timnas U 17 Indonesia Enggak Kalah

SURABAYA – Euforia Piala Dunia U-17 2023 begitu terasa di Indonesia. Terlebih di empat kota penyelenggara, Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya. Banyak anak-anak Indonesia yang tertarik menikmati Piala Dunia U-17. Bahkan, Enggak sedikit dari anak-anak Indonesia yang menonton langsung ke stadion Berbarengan orang Sepuh atau guru dan pelatihnya.

Situasi itu dinilai mantan kapten Timnas Indonesia, Ferril Raymond Hattu, menjadi nilai positif dengan digelarnya Piala Dunia U-17 di Indonesia. Ferril mengungkapkan bahwa Piala Dunia U-17 2023 ini telah menjadi momen Krusial bagi tanar air. Anak-anak Indonesia akhirnya mendapat pengalaman dan kesempatan bermain di level dunia. Selain itu, jutaan anak-anak lainnya Dapat menyaksikan Piala Dunia U-17 dari jarak yang begitu dekat. Dapat menyaksikan Piala Dunia, meski lewat junior, di negeranya sendiri.

Cek Artikel:  Bek kiri PSS Sleman Abduh Lestaluhu Absen Panjang karena Cedera Aliansimen - Liputanindo.id

”Penyelenggaraan Piala Dunia U-17 ini Jernih sangat Berkualitas bagi Indonesia. Terutama bagi anak-anak. Ini Dapat merangsang mimpi mereka ke depan. Mungkin Demi ini belum terlihat, tapi coba kita lihat lima atau tujuh tahun ke depan,” kata Ferril di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (26/11/2023).

Pria yang turut mengantarkan Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 itu menyebut Indonesia sejauh ini juga sukses menjadi penyelenggara Piala Dunia U-17 2023. Meski Terdapat satu-dua masalah, tapi secara Lumrah perhetalatannya berjalan Lancar.

”Dari sisi penyelenggaraan kita sangat Berkualitas. Indonesia Pandai menggelar event kelas dunia. Yang jadi pertanyaan kemudian kan terkait apa yang harus kita ambil dari permainan sepak bolanya,” ujarnya.

Pada titik itu, Ferril menyebut bahwa Indonesia harus belajar banyak. ”Secara skill, anak-anak Indonesia sebenarnya Enggak kalah. Tapi, dari sisi Teknik dan pemahaman taktikal terpaut jauh,” ungkap Ferril.

Cek Artikel:  Buat Jadi Sosok Krusial di Spurs, Solanke Perlu Lebih Bengis!

”Karena itu, federasi Enggak boleh berhenti pada ueforia penyelenggaraan Piala Dunia U-17. Tapi, mereka harus Pandai membangun sistem pembinaan yang terstruktur dan teratur agar teknik, fisik, mental, dan pemahaman taktikal pemain kita setara dengan mereka,” tambahnya. 

Ferril menekankan bahwa PSSI sebagai federasi harus lebih serius dalam menggarap kompetisi sepak bola. Yang perlu diperhatikan juga adalah kompetisi Grup usia yang berjenjang, bukan hanya kompetisi profesional saja.

Alasan, regenerasi Timnas Indonesia selalu dimulai dari Grup usia dan anak-anak memulainya dari SSB. Dari situ, mereka Sebaiknya mendapat kesempatan Kepada berkompetisi sesuai dengan Grup usianya.

Indonesia sendiri Demi ini Mempunyai Elite Pro Academy (EPA) yang menampung tiga kompetisi Grup usia, yakni U-16, U-18, dan U-20. Sayangnya, para pemain jebolan terkadang Enggak mendapat wadah Demi memasuki usia senior.

Cek Artikel:  Ini Kata Shin Tae-Yong Usai Antarkan Indonesia Lolos ke Perempat Final

“Kita lihat pada EPA, apakah anak-anak itu sudah mendapatkan tempat yang Cocok dalam menambah jam terbangnya? Soal skill mungkin Dapat Bertanding, tapi dalam hal teknik dan fisik perlu banyak Kembali peningkatan,” ucap Ferril.

“Saya berharap federasi Enggak hanya berhenti di sini. Federasi perlu menyiapkan ke depannya seperti apa. Setelah Piala Dunia, harus Terdapat Pusat perhatian Kepada Dapat Membangun kompetisi berjenjang yang berkualitas,” ujarnya.

Catatan Ferril soal Piala Dunia U-17 2023 ini Tetap Lanjut berfokus pada pengembangan sepak bola muda. Pria yang pernah membela Petrokimia semasa berkarier sebagai pemain itu tak Mau PSSI lupa dengan tugas regenerasi pemain.

Dalam pergaulan Global, sepak bola Indonesia kini sudah mendapat sorotan dunia. Dia berharap hal ini Dapat dimanfaatkan dengan Berkualitas Kepada semakin mengembangkan sepak bola dalam negeri dimulai dari usia Awal. ***

Mungkin Anda Menyukai